NRA Terus Mengadang Langkah Pengendalian Senjata di AS
NRA memiliki anggaran yang cukup besar untuk mempengaruhi anggota Kongres dalam pengambilan kebijakan terkait senjata.
TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC - Asosiasi Pemilik Senjata AS (National Rifle Association/NRA), terus melobi melawan undang-undang kontrol senjata.
Senator Republikan Texas, Ted Cruz, yang juga menjadi anggota papan atas NRA, baru-baru ini menolak pengendalian senjata di AS sebagai cara untuk menghentikan maraknya aksi penembakan.
NRA memiliki badan lobi yang mereka bentuk, yaitu Institute for Legislative Action, dengan Komite Aksi Politik untuk menyalurkan dana kepada legislator. NRA sekarang adalah salah satu kelompok lobi dengan kepentingan khusus yang paling kuat di AS.
Mereka memiliki anggaran yang cukup besar untuk mempengaruhi anggota Kongres dalam pengambilan kebijakan terkait senjata. Asosiasi ini dijalankan oleh Wayne LaPierre, yang menjabat wakil presiden eksekutif di organisasi tersebut.
Kejaksaan New York dan Washington DC saat ini sedang berupaya secara hukum untuk membubarkan NRA. Mereka menuduh bahwa kepemimpinan senior NRA menyalahgunakan dana amal untuk pengeluaran pribadi. NRA menyebut gugatan kejaksaan itu "serangan tak berdasar dan terencana".
Pada 2020, NRA menghabiskan anggaran sekitar 250 juta dollar AS atau Rp 3,6 triliun per tahun. Nominal itu jauh lebih banyak daripada gabungan anggaran semua kelompok advokasi pengendalian senjata di AS. Namun, NRA memiliki keanggotaan yang jauh lebih besar daripada kelompok-kelompok itu.
Mereka menggunakan dana itu, antara lain untuk membangun dan mengelola fasilitas menembak serta program pendidikan.
Dalam hal lobi, NRA secara resmi menghabiskan sekitar 3 juta dollar AS (Rp 43 miliar) per tahun, untuk mempengaruhi kebijakan terkait hak kepemilikan senjata api di AS.
Sejumlah peneliti menyebut NRA juga memiliki pengaruh tidak langsung yang cukup besar melalui anggotanya yang terlibat secara politik.
Banyak dari anggota NRA ini akan mengambil suara pada pengambilan keputusan terkait masalah pengendalian senjata api.
NRA secara terbuka menilai anggota Kongres AS dengan nilai A hingga F, berdasarkan sikap sang legislator terhadap hak kepemilikan senjata api di AS.
Pemeringkatan tersebut dapat memiliki efek serius pada jumlah jajak pendapat, dan bahkan bisa membuat legislator yang mendukung pengendalian senjata kehilangan kursi.
NRA sangat melawan segala bentuk kontrol senjata. Mereka berpendapat bahwa lebih banyak senjata membuat negara lebih aman.
Namun, klaim itu berpedoman pada regulasi dalam konstitusi AS yang diinterpretasikan secara berbeda. Menurut NRA, konstitusi memberi warga AS hak untuk memanggul senjata tanpa pengawasan pemerintah.
NRA menghadapi kritik dari kedua sisi spektrum politik setelah penembakan Sandy Hook. Ketika itu, LaPierre menyebut bahwa kurangnya penjaga bersenjata di sekolah adalah penyebab tragedi tersebut.