Ratusan Anak Muda Kota Pekalongan Beraksi Hadapi Perubahan Iklim
Perubahan iklim akan memiliki dampak terbesar, pada kaum muda sebagai generasi penerus bangsa.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Bencana banjir rob yang melanda sepertiga Kota Pekalongan, Jawa Tengah setiap hari merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim yang diakibatkan naiknya permukaan laut. Perubahan iklim akan memiliki dampak terbesar, pada kaum muda sebagai generasi penerus bangsa.
Kelak, mereka akan menjadi para pengambil keputusan yang akan berupaya mencegah bencana yang muncul jika suhu global naik melebihi 1,5 derajat celcius pada tahun 2030. Mereka yang akan menjadi para pemimpin yang beraksi untuk mencegah Pekalongan tenggelam.
Oleh karena itu, inilah yang mendorong Kemitraan bagi pembaruan tata pemerintahan atau KEMITRAAN dengan dukungan Adaptation Fund, Pemerintah Kota Pekalongan dan Cabang Dinas Pendidikan XIII Provinsi Jateng, untuk melaksanakan kompetisi aksi generasi muda perubahan iklim Kota Pekalongan.
Kompetisi ini mengajak generasi muda Pekalongan untuk menunjukkan aksinya dalam bentuk karya video pendek, desain poster, pidato, dan foto. Kompetisi yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2022 berhasil menjaring 665 peserta. Terdiri dari 409 peserta kategori pidato, 68 orang peserta desain poster, 78 orang peserta video pendek dan 110 orang peserta foto.
Direktur Program Sustainable Governance Strategic KEMITRAAN, Dewi Rizki mengatakan, melalui lomba dan berbagai kegiatan kunjungan ke daerah yang terdampak banjir rob, diharapkan anak-anak muda Kota Pekalongan mengetahui persoalan dampak perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini.
"Anak-anak muda Kota Pekalongan diharapkan mengetahui persoalan dampak perubahan iklim yang sedang terjadi. Mereka juga diharapkan menjadi, agen perubahan untuk dd terlibat mengatasi dampak perubahan iklim yang," kata Direktur Program Sustainable Governance Strategic KEMITRAAN, Dewi Rizki saat dalam rangka lomba Aksi Generasi Muda Perubahan Iklim Kota Pekalongan digelar oleh Kemitraan di Ball Room Hotel Santika Pekalongan, Minggu malam (12/6/2022).
Kemudian, pihaknya juga menceritakan kegiatan para finalis kompetisi yang mengunjungi beberapa titik. Di antaranya kawasan Meduri, Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan di mana anak anak muda Pekalongan diajak, melihat sepanjang Sungai Bremi yang dulu banyak ditumbuhi eceng gondok.
Hingga tanggul, yang tidak mampu menampung debit air berakibat banyak air tergenang. Tidak hanya disitu saja mereka juga kawasan Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto.
"Desa yang dulu asri dengan hamparan sawah hijau dan pemukiman asri. Namun, kini sawah telah berubah menjadi danau dan banyak rumah yang tenggelam."
"Peserta juga kita ajak melakukan kunjungan ke Mangrove Park. mereka bisa belajar bagaimana menjaga lingkungan dengan menanam dan menjaga tumbuhan mangrove sebagai pelindung abrasi," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin menyambut baik kompetisi ini, terutama karena animo sangat luar biasa dari para peserta.
Pihaknya mengungkapkan, KEMITRAAN telah banyak bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan stakeholder lainnya di Kota Pekalongan, termasuk Adaptation Fund dalam berbagai program untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
"Kegiatan lomba yang digelar, dengan sasaran generasi muda sangat tepat, karena pada masa mendatang generasi muda akan menjadi penerus untuk terlibat dalam aksi adaptasi perubahan iklim."
"Apalagi, saat ini Kota Pekalongan masih terkena dampak perubahan iklim seperti banjir dan rob yang masih dialami," kata Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin.
Sementara itu, Juara 1 lomba pidato Sekar Inggrid Prameswari mengaku, sangat senang setelah dinyatakan menang dalam lomba untuk kategori pidato.