Konflik Rusia dan Ukraina
Presiden Ukraina Sebut Pertempuran di Donbas Salah Satu yang Paling Brutal di Eropa
Pertempuran di Donbas, Ukraina timur, akan tercatat dalam sejarah militer sebagai salah satu pertempuran paling brutal di Eropa.
TRIBUNJATENG.COM - Pertempuran di Donbas, Ukraina timur, akan tercatat dalam sejarah militer sebagai salah satu pertempuran paling brutal di Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pernyataan itu dalam pidato malamnya pada Senin (13/6/2022).
Dilansir CNN, sebelumnya pejabat militer Ukraina mengatakan pasukan mereka didorong mundur dari pusat kota Severodonetsk, bersama dengan kota Lysychansk.
Baca juga: Rusia Diperkirakan Bakal Pakai Senjata Rudal 1960-an, Tidak Akurat Tapi Timbulkan Kerusakan Parah
Kota tersebut menjadi jantung pertempuran dan masih berada dalam kendali Ukraina.
3 jembatan tidak dapat dilalui
Para pejabat juga mengatakan tiga jembatan utama yang menghubungkan Severodonetsk ke Lysychansk sekarang tidak dapat dilalui kendaraan.
Akubatnya tidak mungkin menggunakan rute tersebut untuk membawa pasokan dan evakuasi masuk maupun keluar.
Zelensky mengatakan Ukraina menghadapi “keuntungan signifikan dari Rusia dalam jumlah peralatan, dan terutama – sistem artileri.”
“Harga pertempuran ini bagi kami sangat tinggi. Ini hanya menakutkan. Dan kami menarik perhatian mitra kami setiap hari pada fakta bahwa hanya sejumlah artileri modern yang cukup untuk Ukraina yang akan memastikan keuntungan kami dan akhirnya berakhirnya penyiksaan Rusia terhadap Donbas Ukraina, ”tambahnya.
Zelensky mengatakan seorang anak laki-laki tewas pada hari Senin oleh penembakan Rusia dalam pertempuran untuk Lysychansk.
"Ini dia: seorang bocah lelaki berusia enam tahun di Jalan Moskovska ternyata juga merupakan musuh berbahaya bagi Federasi Rusia," katanya.
Dikutip The Guardian, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov pekan lalu mengatakan hingga 100 tentaranya tewas setiap hari dan 500 lainnya luka-luka dalam pertempuran sengit melawan pasukan Rusia, dalam pengungkapan publik yang jarang mengenai angka korban.
Zelensky, pada 1 Juni, mengatakan pasukannya kehilangan “antara 60 dan 100 tentara” setiap hari, sementara perkiraan lainnya lebih tinggi, dengan para ahli memperkirakan kerugian yang tidak berkelanjutan dapat segera membawa konflik ke “titik kritis”.
Pasukan Rusia telah maju ke Severodonetsk sebagai bagian dari serangan besar-besaran mereka di wilayah Donbas timur setelah gagal merebut ibu kota Kyiv. Ini adalah kota terbesar di wilayah Luhansk timur, yang merupakan bagian dari Donbas, masih di bawah kendali Ukraina.
Serhiy Haiday, gubernur regional Luhansk mengatakan bahwa pasukan Rusia menguasai 70 hingga 80 % Severodonetsk, tetapi belum mengepung atau merebutnya di tengah perlawanan sengit Ukraina.