Berita Pendidikan
Ini Dia Daftar SMA SMK Terbaik di Purbalingga, Rujukan PPDB 2022
Sistem zonasi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi salah satu cara memeratakan pendidikan
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Sistem zonasi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi salah satu cara memeratakan pendidikan.
Bersamaan dengan hal itu, dengan adanya sistem zonasi bahwa saat ini tidak ada lagi yang namanya sekolah favorit.
Karena sistem zonasi menjadikan persebaran siswa baik pintar atau yang biasa saja menjadi lebih merata.
Namun demikian masih dipercaya oleh sejumlah orangtua kualitas sekolah yang dicap lebih unggul itu masih ada dan menjadi pilihan bagi orangtua untuk tempat belajar anaknya.
Baca juga: Buka PPDB Jateng 2022 di Karanganyar, Ganjar: Nggak Usah Titip-titip
Baca juga: PPDB SMA/SMK di Jateng Dimulai 15 Juni, Sistem Zonasi Masih Diberlakukan
Untuk mengetahui kualitas sekolah tersebut ada berbagai cara, misalnya melihat status akreditasinya kualitas sarana prasarana dan guru-gurunya.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Tribunbanyumas.com dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BANSM) 2021, ada beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengantongi nilai tertinggi.
Di Kabupaten Purbalingga sendiri terdapat setidaknya beberapa SMA yang mengntongi nilai 95+ dengan akreditasi A.
Berikut ini adalah jajaran SMA di Purbalingga yang menempati posisi puncak SMA Terbaik berdasarkan data BANSM yang dipublikasikan melalui kanal YouTube IKeep on Track.
1. SMAN 1 Purbalingga: Jalan Letjen MT Haryono, dengan nilai 96, akreditasi A.
2. SMKN 1 Purbalingga:Jalan Mayjen Sungkono, dengan nilai 95, akreditasi A.
3. SMAN 2 Purbalingga: Jalan Pucung Rumbak, dengan nilai 95, akreditasi A.
4. MAN Purbalingga:Jalan Letjen S Parman, dengan nilai 95.
5. SMKS YPT 2: Jalan Mayjen Sungkono, dengan nilai 95, akreditasi A.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan mengatakan bahwa sebenarnya anggapan sekolah favorit itu mestinya sudah tidak ada.
"Sekarang tidak ada seperti itu, pinter tidak pinter masih bisa masuk tergantung bagaimana bapak ibu guru mengolahnya.
Kemudian pemeringkatan sebenarnya juga tidak berbeda kalau dulu dari nilai ujian nasionalnya.
Karena tolak ukurnya sama dan soal-soalnya sama, akhirnya itu menjadi sekolah favorit," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (15/6/2022).
Namun demikian dari dinas sendiri memang perlu membuat sistem pemeringkatan sendiri.
Tujuannya adalah untuk memacu masing-masing sekolah untuk melakukan peningkatan standar dan mutu.
"Data ada di sekolah masing-masing, karena ujian sekarang sudah menjadi ujian sekolah," jelasnya. (Tribunbanyumas/jti)