Berita Kuliner
Segarnya Es Dawet Daun Kelor Slawi, Terbuat dari Bahan Alami, Harga Mulai Rp 6 Ribu
Es dawet daun kelor ini terbuat dari bahan-bahan alami termasuk pewarnanya juga sudah pasti alami karena hasil dari perpaduan daun kelor dan daun pand
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
Selain itu, untuk bahan gula kelapa atau gula murni yang Yanti gunakan, ia mendatangkan langsung dari Banjarnegara, sehingga dari sisi harga memang jauh lebih mahal.
Karena jika menggunakan gula merah lokal, atau tidak asli dari Banjarnegara, Yanti mengaku rasa dawet yang dihasilkan akan berbeda, bahkan para pelanggan juga bisa merasakan perbedaannya.
Mereka akan langsung protes dan menanyakan kenapa gulanya berbeda dari biasanya.
"Harga yang saya tawarkan misal untuk es dawet daun kelor yang original pakai gelas plastik Rp 6 ribu. Sedangkan jika ingin varian rasa lainya saya juga menyediakan rasa strawberry, capucinno, bublegum, dan lain-lain, harga Rp 8 ribu. Jika stok sedang ada, saya biasanya juga menyediakan toping durian harga Rp 13 ribu. Untuk hajatan saya juga biasa menyediakan, harga jual Rp 3.200 per cup kecil," terangnya.
Sementara untuk pengolahan daun kelor, dijelaskan Yanti, awalnya dipetik dulu, kemudian dicuci atau dibersihkan, selanjutnya diblender bersama dengan daun pandan.
Setelah tercampur rata, diambil, kemudian ditambahkan air, dan disaring diambil airnya.
Kemudian dilanjutkan proses pengadonan seperti dicampur tepung yang sudah disebutkan sebelumnya, dan ketika sudah tercampur rata baru adonan direbus, diaduk-aduk sampai tekstur menjadi kenyal dan siap dicetak menggunakan alat khusus.
"Es dawet daun kelor ini hanya bisa bertahan satu hari saja. Jadi saat membeli kalau bisa langsung dihabiskan jangan disisakan untuk besok karena rasanya sudah tidak enak. Ya kalau dagangan saya masih sisa, biasanya saya bagi-bagi ke panti asuhan terdekat. Istilahnya dawet saya ini selalu fresh dan baru," ujar Yanti.
Setiap harinya, Yanti mengaku bisa menjual sekitar 150-200 porsi es dawet daun kelor di dua cabang yang ada. Bahkan pada saat bulan puasa kemarin, ia bisa menjual sampai 300 porsi es dawet daun kelor.
Adapun kios miliknya buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB - 16.00 WIB.
"Selain daun kelor, kunci yang membuat es dawet saya berbeda dengan yang lain ada di gula nya. Karena jika gula diganti katakan pakai gula merah biasa pasti langsung pada protes," tutur Yanti.
Baca juga: Jemaah Haji Diminta Langsung Pakai Ihram dari Embarkasi, Ini Penyebabnya
Baca juga: Tabrak Tembok Tepi Jalan, Mobil Rp31 Miliar Milik Cristiano Ronaldo Rusak Parah
Pembeli es dawet daun kelor, Aisyah, mengaku lumayan sering membeli es dawet daun kelor mba Yanti terutama yang di cabang terdekat.
Menurut Aisyah, rasa es dawet daun kelor ini enak lebih menyegarkan, dan berbeda dari yang lainnya.
Daun kelor, diakui Aisyah yang menjadi daya tarik utama dan membuatnya ingin mencoba. Setelah mencoba ternyata rasanya enak, tidak pahit atau apa, akhirnya keterusan sampai sekarang.
"Ya rasanya menurut saya enak, segar, dan yang jelas beda dari es dawet lainnya. Apalagi harga juga cukup terjangkau Rp 6 ribu per porsi," imbuh Aisyah. (dta)