Berita Kuliner
Segarnya Es Dawet Daun Kelor Slawi, Terbuat dari Bahan Alami, Harga Mulai Rp 6 Ribu
Es dawet daun kelor ini terbuat dari bahan-bahan alami termasuk pewarnanya juga sudah pasti alami karena hasil dari perpaduan daun kelor dan daun pand
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Sebagain masyarakat Indonesia pastinya sudah tidak asing dengan salah satu minuman tradisional yang asalnya lebih dikenal dari Banjarnegara Jawa Tengah yaitu Es Dawet.
Minuman yang memiliki perpaduan rasa gurih berasal dari santan, manis karena gula aren, gula jawa, gula merah, atau gula kelapa, ditambah dawet itu sendiri menjadi perpaduan yang menyegarkan.
Sekarang ini, es dawet terus berkembang tidak hanya yang biasa terjual di pasaran, jika biasanya dawet terbuat dari bahan dasar tepung beras, tepung beras ketan, kali ini Tribunjateng.com menghadirkan es dawet yang terbuat dari bahan dasar tidak biasa yaitu daun kelor.
Sesuai namanya, Es Dawet Daun Kelor ini, terbuat dari bahan dasar seperti tepung aren, tepung beras ketan, tepung tapioka, ditambah dengan air rebusan daun kelor dan daun pandan.
Baca juga: Amanda Manopo Sindir Arya Saloka yang Tinggalkan Ikatan Cinta, Singgung Tanggung Jawab
Baca juga: Pengemis Sering Minta Uang Biru Secara Paksa, Berikut Tiips untuk Jamaah Haji Indonesia
Sehingga es dawet daun kelor ini terbuat dari bahan-bahan alami termasuk pewarnanya juga sudah pasti alami karena hasil dari perpaduan daun kelor dan daun pandan.
Pengelola kios es dawet daun kelor, Yanti, bercerita bahwa usaha yang ia rintis belum lama beropersi tepatnya baru akan memasuki usia dua tahun.
Adapun kios es Dawet Daun Kelor ini dibuka sekitar Oktober 2020 lalu dan sampai saat ini sudah memiliki dua cabang.

Es dawet daun kelor bisa anda jumpai di salah satu kios berlokasi di Jalan Wahid Hasyim Slawi, tidak jauh dari Alun-alun Rumah Dinas Bupati Tegal.
Anda juga bisa menemukan kios es dawet duan kelor yang dikelola Yanti di komplek Ruko Slawi, tepatnya berdekatan dengan rujak teplak mba pesek.
"Awal mula kepikiran membuka usaha es dawet daun kelor karena kebetulan di samping rumah banyak sekali pohon daun kelor. Kemudian saya berpikir kenapa tidak dibuat dawet saja karena kebetulan saya juga asal Banjarnegara.
Ya bisa dibilang berawal dari iseng dan memanfaatkan tanaman daun kelor yang banyak di sekitar rumah. Terlebih daun kelor ini juga punya banyak manfaat untuk kesehatan sehingga harapannya bisa bermanfaat," ungkap Yanti, pada Tribunjateng.com belum lama ini.
Dalam prosesnya, Yanti tidak bekerja sendiri melainkan dibantu oleh beberapa karyawan.
Bahkan untuk pembuatan dawet daun kelor nya sendiri, Yanti tidak menangani sendiri melainkan dibantu oleh seseorang bernama Aji, karena memang yang sudah ahli dalam hal membuat dawet.
Sementara proses pembuatan dawet daun kelor, menurut Yanti tidak jauh berbeda dengan dawet ayu biasa, bahan-bahan yang digunakan juga sama, pembeda hanya ada tambahan daun kelor saja.

Sehingga yang menjadi keunggulan, dawet daun kelor terbuat dari pewarna alami dan sudah pasti lebih sehat dan banyak manfaatnya.
Selain itu, untuk bahan gula kelapa atau gula murni yang Yanti gunakan, ia mendatangkan langsung dari Banjarnegara, sehingga dari sisi harga memang jauh lebih mahal.
Karena jika menggunakan gula merah lokal, atau tidak asli dari Banjarnegara, Yanti mengaku rasa dawet yang dihasilkan akan berbeda, bahkan para pelanggan juga bisa merasakan perbedaannya.
Mereka akan langsung protes dan menanyakan kenapa gulanya berbeda dari biasanya.
"Harga yang saya tawarkan misal untuk es dawet daun kelor yang original pakai gelas plastik Rp 6 ribu. Sedangkan jika ingin varian rasa lainya saya juga menyediakan rasa strawberry, capucinno, bublegum, dan lain-lain, harga Rp 8 ribu. Jika stok sedang ada, saya biasanya juga menyediakan toping durian harga Rp 13 ribu. Untuk hajatan saya juga biasa menyediakan, harga jual Rp 3.200 per cup kecil," terangnya.
Sementara untuk pengolahan daun kelor, dijelaskan Yanti, awalnya dipetik dulu, kemudian dicuci atau dibersihkan, selanjutnya diblender bersama dengan daun pandan.
Setelah tercampur rata, diambil, kemudian ditambahkan air, dan disaring diambil airnya.
Kemudian dilanjutkan proses pengadonan seperti dicampur tepung yang sudah disebutkan sebelumnya, dan ketika sudah tercampur rata baru adonan direbus, diaduk-aduk sampai tekstur menjadi kenyal dan siap dicetak menggunakan alat khusus.
"Es dawet daun kelor ini hanya bisa bertahan satu hari saja. Jadi saat membeli kalau bisa langsung dihabiskan jangan disisakan untuk besok karena rasanya sudah tidak enak. Ya kalau dagangan saya masih sisa, biasanya saya bagi-bagi ke panti asuhan terdekat. Istilahnya dawet saya ini selalu fresh dan baru," ujar Yanti.
Setiap harinya, Yanti mengaku bisa menjual sekitar 150-200 porsi es dawet daun kelor di dua cabang yang ada. Bahkan pada saat bulan puasa kemarin, ia bisa menjual sampai 300 porsi es dawet daun kelor.
Adapun kios miliknya buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB - 16.00 WIB.
"Selain daun kelor, kunci yang membuat es dawet saya berbeda dengan yang lain ada di gula nya. Karena jika gula diganti katakan pakai gula merah biasa pasti langsung pada protes," tutur Yanti.
Baca juga: Jemaah Haji Diminta Langsung Pakai Ihram dari Embarkasi, Ini Penyebabnya
Baca juga: Tabrak Tembok Tepi Jalan, Mobil Rp31 Miliar Milik Cristiano Ronaldo Rusak Parah
Pembeli es dawet daun kelor, Aisyah, mengaku lumayan sering membeli es dawet daun kelor mba Yanti terutama yang di cabang terdekat.
Menurut Aisyah, rasa es dawet daun kelor ini enak lebih menyegarkan, dan berbeda dari yang lainnya.
Daun kelor, diakui Aisyah yang menjadi daya tarik utama dan membuatnya ingin mencoba. Setelah mencoba ternyata rasanya enak, tidak pahit atau apa, akhirnya keterusan sampai sekarang.
"Ya rasanya menurut saya enak, segar, dan yang jelas beda dari es dawet lainnya. Apalagi harga juga cukup terjangkau Rp 6 ribu per porsi," imbuh Aisyah. (dta)