Berita Semarang
Kronologi Wabah PMK Masuk Semarang, Temukan 3 Sapi Bergejala di Kecamatan Gunungpati
Pergerakan hewan ternak terutama sapi dan kambing cukup masif masuk ke Kota Semarang untuk kebutuhan hewan kurban pada Iduladha.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengungkapkan kronologi awal wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai menjangkit hewan ternak di Kota Semarang.
Ia menyebut, PMK mulai terdeteksi pada 12 Mei 2022.
Ketika itu ada 3 sapi bergejala PMK di Kecamatan Gunungpati.
Baca juga: Hendi Jamin Wabah PMK Semarang Tak Ganggu Stok Hewan Kurban
Baca juga: Viral Jok Motor Suporter PSIS Semarang Sobek Seusai Nonton di Stadion Manahan Solo
Pihaknya lantas memeriksa ketiga sapi itu, lalu mengirimkan sampel ke Laboratorium Bio Security di Yogyakarta.
Pada 15 Mei 2022, hasil pemeriksaan keluar dan ternyata benar ketiga sapi itu positif PMK.
"Kami lantas melakukan isolasi," terangnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (25/6/2022).
Sayangnya, ketika itu pergerakan hewan ternak terutama sapi dan kambing cukup masif masuk ke Kota Semarang untuk kebutuhan hewan kurban pada Iduladha.
"Mendekati Iduladha banyak peternak membeli sapi dari luar daerah Semarang."
"Ketika itulah wabah PMK di Kota Semarang kian merebak," jelasnya.
Baca juga: Indomaret dan Kapas Selection Menyalurkan Bantuan Paket Sembako di Kabupaten Semarang
Baca juga: Pengemis Lempar Sandal ke Pengendara di Semarang Dibawa Ke Rumah Sakit Jiwa
Data Dispertan Kota Semarang hingga Jumat (24/6/2022) sudah tercatat ada 696 hewan positif PMK terdiri dari sapi dan kambing.
Rinciannya kasus aktif 605 ekor, sembuh 50 ekor, pipotong paksa 30 ekor, dan kematian 11 ekor.
Tersebar di wilayah Kecamatan Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, dan Pedurungan.
"Mayoritas yang terpapar PMK sapi."
"Untuk wilayah Kecamatan Mijen dan Ngaliyan masih clear," ungkap Hernowo.
Pihaknya kini standby 24 jam dengan membuka posko di Kecamatan Banyumanik.