Kemenag Tetapkan Idul Adha 2022 10 Juli 2022, Ini Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Kemenag Tetapkan Idul Adha 2022 10 Juli 2022, Ini Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Penulis: non | Editor: galih permadi
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijah, itulah yang lebih tepat.
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.
Kesempatan beribadah tidak hanya diberikan kepada jama'ah haji saja, siapapun dapat memiliki kesempatan untuk beramal.
Meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal ini seperti anjuran dalam hadits riwayat Ibnu 'Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tarmidzi yang memiliki arti:
"Rasullullah SAW berkata: Tiada hari yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini" (HR At-Tirmidzi)
Para ulama menganjurkan untuk melakukan puasa 9 hari mengacu pada hadits tersebut,
yang dimulai saat awal memasuki bulan Dzulhijjah hingga 9 Dzulhijjah karena disaat 10 Dzulhijjah
kita dilarang untuk berpuasa karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha.
Sedangkan puasa Arafah berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Qatdah rahimatullah, Rasullullah bersabda yang berarti:
"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang dan puasa Asyura
(tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim).
Sementara puasa Tarwiyah memiliki keutamaan yaitu menghapuskan (dosa) dua tahun,
sedangkan menurut para ulama hadits ini dikatakan dhaif (kurang kuar riwayatnya)
namun ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhaif dalam kerangka fadla'ilul a'mal
(untuk memperoleh keutaman) dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum. (*)