Kisah Inspiratif

Kisah Sukses Jenang Buatan Desa Kaliputu, Penghasil Jenang Yang Tak Pernah Tergerus Zaman

Jenang sudah menjadi kuliner legendaris selama ratusan tahun yang lalu. Bahkan telah bertahan sampai sekarang ini dan menjadi warisan keluarga ‎turun

Penulis: raka f pujangga | Editor: Catur waskito Edy
Raka F Pujangga
Produksi Jenang Karomah, ?di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Kamis (30/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS -  Jenang sudah menjadi kuliner legendaris selama ratusan tahun yang lalu.

Bahkan telah bertahan sampai sekarang ini dan menjadi warisan keluarga ‎turun temurun hingga menghidupi banyak keluarga.

Khususnya di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang merupakan sentra produksi jenang yang sudah bertahan tak tergerus peradaban zaman.

Sudah banyak keluarga yang terbantu dan bisa menyekolahkan anaknya sampai sarjana berkat produksi jenang.

Satu di antaranya ‎Sugeng (47), warga Kaliputu, yang sudah menjadi tukang masak jenang sejak 2001.

"Anak saya dua, alhamduli‎llah yang satu sudah kuliah. Tinggal yang satu lagi ini masih sekolah," ujar dia.

‎Saat ini, jenang sudah menjadi mata pencahariannya yang utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Setiap hari, dia memasak jenang ‎sekitar 7-10 kali masakan. Jumlah masakan itu tergantung dari permintaan konsumen.

"Kalau lebaran, bisa masak sampai tiga kali lipat. Sekali masak 35 kilogram," ujar dia, yang bekerja dibantu lima orang tukang masak lainnya.

Sementara itu, ‎pemilik Jenang Karomah, Masfuah Enti Aliah menjadi generasi penerus kedua dari orang tuanya yang telah menjadi produsen jenang sejak tahun 1973.

Kemudian Masfuah melanjutkan usahanya tersebut sejak 1995 dan mengembangkan merek Jenang Karomah hingga kini.

‎"Kami selalu menjaga produktifitas ini dengan mutu, rasa dan kualitas yang tetap sama sejak dulu sampai sekarang," ujar dia.

Kualitas yang tetap dijaga itu membuat jenangnya memiliki segmen pasar menengah ke atas.

Jenangnya dibande‎rol Rp 40 ribu per kilogram, lebih tinggi dibandingkan kelas menengah ke bawah yang dibanderol Rp 20 ribu per kilogram.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved