Idul Adha

Kejar Target, 1.699 Ekor Sapi di Batang Telah Divaksin PMK

Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan terus melakukan upaya pencegahan Pencegahan Mulut dan Kuku (PMK)

Penulis: dina indriani | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG / DINA INDRIANI
Petugas Kesehatan Dislutkanak Batang saat melakukan vaksinasi PMK kepada hewan ternak sapi. 

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan terus melakukan upaya pencegahan Pencegahan Mulut dan Kuku (PMK) agar tidak semakin meluas.

Salah satunya adalah dengan melakukan percepatan vaksinasi PMK.

Petugas kesehatan hewan mengintensifkan percepatan vaksinasi PMK hingga mencapai target 300 ekor sapi per hari hingga saat ini capaian vaksin mencapai 1.699 vaksin.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkanak Batang Syam Manohara mengatakan syarat utama sapi yang divaksin harus dipastikan belum pernah terpapar PMK.

“Desa itu harus benar-benar tidak ada sapi ternak yang pernah terpapar PMK, kalau ditemukan ada satu ekor sapi yang terpapar PMK, proses vaksinasi dibatalkan,” tuturnya kepada Tribunjateng.com, Senin (4/7/2022).

Untuk itu, ketika petugas  membuka botol vaksin, diharuskan 100 dosis vaksin itu harus segera habis.

“Jika dalam satu desa zona hijau hanya ada 30 ekor sapi, maka petugas harus berpikir cepat untuk mencari desa zona hijau lain di sekitar, untuk mencapai target,” jelasnya.

Berdasarkan data, ada 7 desa yang berada di wilayah zona hijau, antara lain : Desa Keteleng dan Kalisari di Kecamatan Blado, Desa Sumur banger Kecamatan Blado.

Lebih lanjut, dipilihnya desa yang masih termasuk zona hijau karena apabila ternak suatu desa sudah ada yang terpapar, dikhawatirkan sebagian lainnya juga terindikasi, walaupun belum menunjukkan gejala klinis.

Persentase wilayah zona merah dan hijau di Kabupaten Batang yakni zona merah 60 persen dan zona hijau 40 persen.

“Ternak yang sudah terpapar tidak divaksin, karena vaksin itu memang diperuntukkan bagi ternak yang masih sehat l, sedangkan ternak yang sakit diberikan pengobatan intensif oleh tim khusus,” ujarnya.

Ia memastikan, dalam memberikan pengobatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan hewan yang kompeten.

“Selama proses pengobatan harus didampingi secara intensif oleh medis veteriner,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk perkembangan kasus PMK berdasarkan data yang diperoleh Minggu (3/7/2022), yakni suspek 950 ekor dan ternak yang sembuh sebanyak 290 ekor sapi.

“Untuk kendalanya, jumlah obat antibiotik persediaannya mulai menipis, sehingga proses kesembuhan agak melambat,” pungkasnya.(din)

Baca juga: Pemerintahan di Jateng Didorong Terapkan Pembayaran Digital

Baca juga: Atlet Renang Purbalingga Raih 4 Emas Ajang Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Provinsi

Baca juga: Kecelakaan Semarang Hari Ini : Sopir Ngantuk, Brio Hajar Avanza di Tol Semarang

Baca juga: Inilah Tempat Wisata Terhits di Pekalongan yang Patut Dikunjungi Saat Libur Sekolah

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved