Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

FMM G20 di Bali Bahas Multilateral hingga Krisis Global

dengan tema membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama, pertemuan ini menjadi forum strategis membahas upaya pemulihan global

Editor: Vito
Capture Youtube Kompas.TV
Menlu RI Retno Marsudi memberikan sambutan dalam pemukaan pada pertemuan Menlu G20 atau Foreign Minister Meeting (FMM) di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7). 

TRIBUNJATENG.COM, NUSA DUA - Pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 atau G20 Foreign Ministers' Meeting (FMM) diselenggarakan di Bali pada 7-8 Juli 2022.

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) menyatakan, G20 FMM akan terdiri dari dua sesi mengenai penguatan multilateralisme, dan membahas krisis pangan-energi.

Untuk sesi pertama, Menlu RI Retno akan membahas tentang Memperkuat Multilateralise, yang akan berfokus pada bagaimana G20 dapat memastikan multilateralisme di tengah tantangan global saat ini.

Sedangkan, sesi kedua tentang Mengatasi Ketahanan Pangan dan Energi. "Akan fokus pada bagaimana G20 dapat berkontribusi sebagai bagian dari solusi untuk krisis pangan dan energi saat ini," katanya, dalam pembukaan FMM G20, yang ditayangkan secara daring, Jumat (8/7).

Kementerian Luar Negeri RI lewat pernyataan menyatakan, dengan tema membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama, pertemuan ini akan menjadi forum strategis untuk membahas upaya pemulihan global.

Penguatan multilateralisme akan membahas langkah bersama bagi penguatan kolaborasi global dan membangun rasa saling percaya antar-negara yang menjadi enabling environment bagi stabilitas, perdamaian, dan pembangunan dunia.

Pada sesi ini dihadirkan dua pembicara khusus, yaitu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dan Prof Jeffrey Sachs (Columbia University).

“Mereka akan memberikan pandangan mengenai penguatan prinsip-prinsip dan forum multilateral dalam situasi geopolitik saat ini,” lanjut pernyataan tersebut.

Sesi kedua akan membahas mengenai krisis pangan dan energi, yakni mengenai langkah-langkah strategis untuk menanggulangi krisis kerawanan pangan, kekurangan pupuk, dan kenaikan harga komoditas global.

Kenaikan harga komoditas dan terganggunya rantai pasok global memberikan dampak yang sangat besar bagi negara berkembang.

Untuk itu, G20 sebagai forum ekonomi yang mewakili berbagai kawasan dunia, memiliki kekuatan untuk membahas isu itu secara komprehensif, demi mencari solusi ekonomi-sosial yang berkelanjutan.

Di sesi ini, Indonesia mengundang tiga pembicara khusus, yaitu David Beasley (Direktur Eksekutif WFP), Damilola Ogunbiyi (Perwakilan Khusus Sekjen PBB Untuk Energi Berkelanjutan Bagi Semua dan Co-Chair UN-Energy), dan mantan Menteri Perdagangan RI Mari Pangestu (Direktur Pelaksana World Bank).

“Mereka akan memberikan pandangan mengenai dampak konflik atas ekonomi dan pembangunan dunia,” lanjut pernyataan Kemenlu. 

Dalam kesempatan ini, Indonesa sebagai negara presidensi G20 mengundang beberapa negara dan pulau kecil, di antaranya anggota Pacific Island Forum, dan Caribbean Community, serta Uni Afrika.

"Karena di dunia yang terpolarisasi ini, kepentingan mereka juga penting, dan keprihatinan mereka juga menjadi perhatian kita," kata Retno.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved