Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Mindi, Pohon Bermanfaat untuk Pencahar hingga Anthelmintik

Pohon mindi (Melia azedarach L) merupakan tumbuhan yang sering digunakan dalam rehabilitasi lahan atau reboisasi.

Editor: galih permadi
budi santoso/BKSDA Jateng
Pohon mindi (Melia azedarach L) merupakan tumbuhan yang sering digunakan dalam rehabilitasi lahan atau reboisasi. 

Habitat

Mindi termasuk tumbuhan yang sangat mudah beradaptasi dan mentolerir berbagai kondisi iklim dan tanah baik alami maupun budidaya.

Ia umumnya ditemukan di iklim tropis, sub-tropis dan beriklim hangat yang sebagian besar terkait dengan kondisi kering musiman.

Ahmed dan Idris (1997) menyebutkan bahwa Mindi dapat mentolerir suhu maksimum rata-rata bulan terpanas dapat mencapai 39 derajat Celcius, suhu minimum rata-rata bulan terdingin -5 derajat Celcius, pohon yang lebih tua tahan terhadap embun beku (minimal -15 derajat Celcius) daripada pohon muda.

Tumbuhan ini juga tahan terhadap kekeringan dengan curah hujan tahunan berkisar antara (385-) 600 hingga 2000 mm.  

Mindi juga beradaptasi dengan baik di berbagai jenis tanah.

Pertumbuhan terbaik diperoleh pada tanah lempung berpasir yang dikeringkan dengan baik, sementara tanah berkerikil yang dangkal menghambat pertumbuhan.

Mindi mentolerir tanah dangkal, tanah salinitas tinggi dan sangat basa, tetapi tidak tanah yang sangat asam.

Ia juga dapat tumbuh dengan baik hingga ketinggian 2700 mdpl, meski beberapa catatan menunjukan Mindi akan tumbuh optimal sampai dengan 1000 mdpl.

Kandungan Fitokimia

Kulit kayu dan kulit akar mengandung Toosedanin (C30H38O11) dan komponen yang larut (C30H40O12).

Selain itu juga terdapat alkaloid Azaridine (Margosina), Kaemferol, Resin, Tanin, n-triacontane, ȕ-sitosterol, dan Triterpene kulinone.

Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang sangat beracun, 60 persen minyak lemak terdiri dari Asam stearat, Palmitat, Oleat, Linoleat, Laurat, Valerianat, Butirat, dan sejumlah kecil minyak esensial sulfur.

Buah mengandung sterol, kotekol, asam vanilat, dan asam bekayanat.

Daun mengandung alkaloid parasina, flavanoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida, dan kaemferol (Daliamartha, 2003).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved