Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini

Opini Mukhamad Zulfa: Ismail Anak Kurban

MAYORITAS ulama sepakat bahwa berkurban merupakan kisah yang terjadi antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail putranya. Cerita tentang kasih sayang bapak d

Editor: m nur huda
tribunjateng/bram
Opini ditulis oleh Mukhamad Zulfa 

Mengutip QS. al-Hajj: 37 bahwa: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu”. Akhir dari kurban ini mengarahkan untuk menjadi manusia yang bertakwa. Ibadah yang bersifat hartawi ini mengingatkan bahwa perlu menyisihkan sebagian harta, sebab ada hak orang lain atas kepemilikan harta. Islam mengajarkan untuk tak serakah dan rakus terhadap harta benda.

Perekat Kemanusiaan

Hewan kurban nantinya di akhirat akan menjadi saksi amal ibadah. Bahkan dalam Hadits disebutkan bahwa hewan kurban lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Hal ini menunjukkan berkurban termasuk amalan yang dicintai Allah sehingga, setiap hamba yang melaksanakannya akan memperoleh kecintaan dari-Nya.

Dalam ayat lain yang menerangkan kurban, “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!” (QS. al-Kautsar: 2). Dalam satu ayat menerangkan tentang shalat yang merupakan ibadah langsung kepada Tuhan selanjutnya disambung dengan ibadah yang berhubungan dengan manusia (sosial). Pasti, Islam menggandengkan urusan ketuhanan dengan kemanusiaan. Karena pada hakikatnya kemanusiaan untuk ketuhanan.

Bila ditilik lebih dalam telah jelas secara dimensi spiritual, kurban mengarahkan kepada ketulusan hati dan ketakwaan. Terdapat dimensi sosial yang diperjuangkan. Bahwa dalam visi kultural dari berkurban ingin merajut rukun sosial. Kurban sebagai perekat kemanusiaan. (*/TRIBUN JATENG CETAK)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved