Berita Kesehatan
Awas! Kasus DBD di Kota Semarang Meningkat Drastis, Sudah Ada 536 Penderita
Data Dinkes Kota Semarang: kasus DBD tercatat ada 536 penderita dan 23 di antaranya meninggal dunia pada periode Januari hingga pertengahan Juli 2022.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang mengalami peningkatan.
Dinkes Kota Semarang mengimbau masyarakat berhati-hati mengingat hujan masih sering turun.
Plh Kepala Dinkes Kota Semarang, Widoyono menyebutkan, kasus DBD tercatat ada 536 penderita dan 23 di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: 25 Persen SD Negeri di Kota Semarang Masih Kekurangan Siswa, Padahal Sudah PPBD Offline
Data tersebut hingga minggu ke-28 tahun ini atau 15 Juli 2022.
Peningkatan kasus DBD terjadi justru pada saat musim kemarau, mengingat masih sering turun hujan.
Sehingga, terjadi perkembangan jentik nyamuk yang menjadi sumber penyakit DBD.
"Padahal sudah masuk musim kemarau, tapi Mei-Juli 2022 ini masih turun hujan."
"Kemungkinan masih ada genangan dan ada jentik nyamuk DBD," papar Widoyono kepada Tribunjateng.com, Rabu (18/7/2022).
Menurutnya, kasus DBD di Kota Lunpia tahun ini terbilang cukup tinggi dengan incident rate (IR) sebesar 32,09.
Angka tersebut tergolong cukup tinggi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Angka DBD biasanya di bawah 25, 20, dan 10, itu rendah."
"Tetapi IR sekarang sudah di atas 20 sehingga harus hati-hati," tandasnya.
Lebih lanjut, Widoyono membeberkan, wilayah tertinggi kasus DBD berada di Kecamatan Tugu, Banyumanik, dan Ngaliyan.
Sedangkan kelurahan dengan kasus tertinggi yaitu Kelurahan Terboyo Kulon, Polaman, dan Karangkidul.
Baca juga: Jual Furniture, Elektronik, Info Kesehatan dan Iklan Kehilangan di Semarang, Rabu 20 Juli 2022
Baca juga: Diundur Jumat, Pemasangan Girder Tol Semarang-Demak Selama 6 Hari, Polres Demak Lakukan Buka Tutup
Dia menjelaskan, suatu wilayah memiliki kasus DBD yang tinggi dipengaruhi faktor lingkungan dan iklim.