Berita Pati
240 Pelajar Kurang Mampu di Pati Dapatkan Bantuan GNOTA dan Baznas
Sebanyak 240 anak asuh/pelajar di Pati yang berasal dari keluarga kurang mampu diundang ke Pendopo Kabupaten Pati
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Sebanyak 240 anak asuh/pelajar di Pati yang berasal dari keluarga kurang mampu diundang ke Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (20/7/2022).
Mereka dikumpulkan untuk menerima bantuan dari Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Mereka terdiri atas 155 siswa SD/sederajat, 60 anak asuh siswa SMP/sederajat, dan 25 siswa SMA/sederajat.
Ketua Lembaga GNOTA Kabupaten Pati Musus Indarnani Haryanto menyebut, bantuan yang diberikan untuk tiap siswa SD sebesar Rp 150 ribu dari GNOTA dan Rp 200 ribu dari Baznas.
Adapun untuk siswa SMP/sederajat masing-masing Rp 250 ribu dari GNOTA dan Rp 200 ribu dari Baznas.
Sementara, siswa SMA/sederajat mendapat Rp 350 ribu dari GNOTA dan Rp 200 ribu dari Baznas.
Ia menyebut, bantuan ini dimaksudkan untuk meringankan beban anak sekolah dari keluarga tidak mampu, sekaligus memberi semangat dan motivasi agar mereka tidak sampai putus sekolah.
"Bantuan ini dimaksudkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan perlengkapan sekolah siswa, antara lain sepatu, seragam, tas, dan alat tulis," tutur Musus sesuai rilis Prokompim Setda Kabupaten Pati.
Bupati Pati Haryanto menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis.
Menurut dia, bantuan dari Lembaga GNOTA ini tiap tahun selalu diberikan pada anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Tujuannya supaya mereka masih bisa melanjutkan sekolah meski memiliki dalam keterbatasan ekonomi.
"Bantuan ini paling tidak sedikit membantu. Sebab, kami juga memberikan bantuan beasiswa untuk yang SD mau ke SMP dan SMP yang mau masuk ke SMA. Ini khusus kepada mereka yang berprestasi namun tidak mampu perekonomiannya," jelas dia.
Haryanto menegaskan bahwa bantuan ini semata-mata agar para anak asuh jangan sampai putus sekolah dan dapat terus melanjutkan pendidikannya.
"Minta tolong, Bapak-Ibu Guru yang mendampingi agar anak-anaknya dikawal sampai pulang ke rumah. Jangan sampai hilang itu bantuannya, juga kalau bisa jangan digunakan untuk menukar HP yang baru. Tapi untuk membeli buku, tas dan perlengkapan sekolah lainnya," pesan Haryanto.
Meski nilai bantuan belum seberapa, ia menyebut bahwa ini merupakan peran serta dari organisasi yang memberikan bantuan kepada para anak asuh tersebut.
Haryanto berharap, bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para siswa untuk kebutuhan pendidikan, bukan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. (*)