Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Filsafat Islam

Prof. Dr. H. Ilyas Supena M.Ag., dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Filsafat Islam.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
Dok. FDK UIN Walisongo Semarang
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Ilyas Supena M.Ag., dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Filsafat Islam, pada Senin (25/7/2022) di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Ngaliyan Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Ilyas Supena M.Ag., dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Filsafat Islam, pada Senin (25/7/2022).

Upacara pengukuhan digelar di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Ngaliyan Semarang.

Prof. Ilyas menyampaikan pidatonya

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Ilyas Supena M.Ag., dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Filsafat Islam, pada Senin (25/7/2022) di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Ngaliyan Semarang.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Ilyas Supena M.Ag., dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Filsafat Islam, pada Senin (25/7/2022) di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Ngaliyan Semarang. (Dok. FDK UIN Walisongo Semarang)

berjudul 'Redesain Ilmu-Ilmu Keislaman Masa Depan Berbasis Ratio Legis Al Qur’an'.  

Pengalaman pendidikan Prof. Ilyas ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Ishlah Panyingkiran, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat; Madrasah Tsanawiyah (MTs) Rawamerta, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat; Pondok Pesantren dan Madrasah Aliyah (MA) Futuhiyyah 1 Mranggen Demak Jawa Tengah; Sarjana Filsafat Islam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta; Magister Pemikiran Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, dan Doktor Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ia mengawali karirnya sebagai dosen di UIN Walisongo Semarang pada tahun 2001.

Capaian Prof. Ilyas ini merupakan bentuk nyata pengembangan keilmuan filsafat Islam bagi kampus.

Ia memiliki harapan tidak ingin mengecewakan institusi dan berkomitmen untuk mengembangkan keilmuannya.

Meskipun Prof. Ilyas berada di FDK, ia berharap tetap bisa memberikan sumbangsih dengan filsafat dan berkontribusi terhadap dakwah.

Dalam beberapa karya ilmiah, saya sering menggunakan corak kombinatif. Jadi tidak masalah ketika saya berada di FDK, saya tetap bisa bermain dengan filsafat sekaligus berkontribusi pada dakwah," ujarnya.

Kontribusi Ilyas untuk Universitas tidak hanya tentang keilmuan tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan lembaga.

Di antaranya pernah menjadi Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Labda FDK tahun 2005, Staf Ahli pada Pusat Pengabdian Masyarakat tahun 2008, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) tahun 2013, Kepala Pusat Peningkatan Standar Mutu pada LPM, dan saat ini menjabat sebagai sebagai Dekan FDK.

Cara berpikir Ilyas yang kombinatif menghasilkan tulisan yang begitu menarik tentang filsafat dengan kombinasi ilmu sosial.

Beberapa tulisannya di antaranya Dekonstruksi Epistemologi Hukum Islam, Filsafat Pendidikan: Kajian Ontologis, Epistemologis, hingga Filsafat Ilmu Fiqih Lingkungan.

Satu di antara artikelnya berjudul 'Konstruksi Epistemologi Fikih Pandemi: Analisis Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)".

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved