Berita Kriminal
Kejamnya Imam Sobari, Dulu Mencabuli Setelah Bebas dari Penjara Kini Memutilasi Kholidatunn'imah
Keluarga Kholidatunn'imah bisa jadi tak ingin melihat lagi tampang Imam Sobari tersangka yang memutilasi korban di Ungaran.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
Ditemui di rumah duka, Ayah korban, Aswirto, terlihat menyambut kedatangan tamu maupun tetangga yang datang untuk takziah atau mengucapkan bela sungkawa.
Raut kesedihan masih terlihat jelas di wajah pria 45 tahun tersebut.
Meskipun sesekali berusaha tetap tersenyum ramah, bahkan tertawa, namun pancaran kesedihan tidak bisa dihilangkan.
Tangis Aswirto pun pecah, saat bercerita mengenai musibah yang menimpa sang anak tercinta kepada camat, kepala desa, dan beberapa pengangkat desa yang datang termasuk ke rekan media.
Diketahui korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di beberapa lokasi di daerah Ungaran, bernama Kholidatunn'imah warga Desa Cibunar, RT 01/RW 02, kelurahan Cibunar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
Sedangkan pelaku mutilasi diketahui bernama Imam Sobari, dan masih tinggal di desa yang sama dengan korban yaitu Desa Cibunar, RT 02/RW 02, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
Aswirto bercerita, awalnya ia dan keluarga tidak diberitahu tentang apa yang menimpa sang anak.
Pihak Polres Ungaran hanya menjemput ke rumah, tapi tidak secara jelas mengatakan apa tujuannya.
Kemudian setelah sampai di rumah sakit Bhayangkara Semarang, barulah disana Aswirto diambil darah, dan tidak lama kemudian diberitahu oleh pihak Polres Ungaran bahwa sang anak menjadi korban mutilasi.
Mengetahui peristiwa yang terjadi, ditambah Aswirto ditunjukkan organ tubuh sang anak yaitu dua buah tangan, saat itu juga ia langsung lemas, terjatuh, dan nyaris pingsan.
Sebagai seoarang ayah, Aswirto mengaku sangat terpukul, shock, saat melihat sang anak hanya ada dua buah tangannya saja.
"Saya terakhir kontak dengan anak sekitar tanggal 17 Juli lalu."
"Kebetulan anak saya bekerja di salah satu perusahaan garmen di Ungaran, sudah lama sekitar enam tahunan."
"Anak saya juga jarang pulang, dalam artian paling semisal ada perlu."
"Sebenarnya juga kemarin itu mau pulang karena mau mengurus SKCK, tapi ya belum sempat pulang malah kejadian ini," ungkap Aswirto, pada tribunjateng.com, Selasa (26/7/2022).