Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penembakan Istri Anggota TNI

Ternyata Kopda M Perintahkan Tembak Istri di Kepala, Pelaku 2 Kali Tetap Tembak Perut, Ini Alasannya

Teryata ada sisi lain di balik kasus  penembakan  istri TNI, Rini Wulandari,  di Jalan Cemara III RT 8  RW 3 Banyumanik Semarang

Editor: muslimah
Tribunnews/Facebook
Sosok Kopda M yang diduga jadi dalang penembakan istri sendiri. Polisi menyebut Kopda M sudah beberapa kali berusaha membunuh korban. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Teryata ada sisi lain di balik kasus  penembakan  istri TNI, Rini Wulandari,  di Jalan Cemara III RT 8  RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Semarang

Seperti diketahui, penembakan tersebut direncanakan oleh Kopda Muslimin alias Kopda M, suami Rini, yang memang berniat membunuh istrinya.

Oleh karena itu, ia menyewa empat orang untuk melakukan eksekusi dengan terlebih dulu mengikuti Rini saat menjemput anak pulang sekolah.

Baca juga: Selingkuhan Kopda M Buka Suara, Drama di Balik Penembakan Istri TNI Terungkap, Ini Dalangnya

Baca juga: Istri Kopda M Bak Punya 7 Nyawa, Sebelum Ditembak, Suami Pernah Coba Meracuni hingga Menyantetnya

Eksekutor sebenarnya diorder Kopda M untuk menembak di bagian kepala istrinya. Namun ia tidak melakukannya

Hal ini terungkap setelah tim gabungan Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro menangkap para pelaku penembak istri Kopda Muslimin dan dihadirkan pada konfrensi pers yang dihadiri  Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman di Mapolda Jateng, Senin (25/7/2022).  

Kelimanya (termasuk seorang pemasok senjata)dibekuk tim gabungan Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro di tempat terpisah yakni Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Kecamatan Kebon Agung Kabupaten Demak, Jatinom Kabupaten Klaten, dan Sragen.

Kelimanya diberi hadiah timah panas di kedua kakinya.

Kelima tersangka penembak istri TNI Rina Wulandari dihadirkan pada konfrensi pers di Mapolda Jateng. Kelimanya dihadiahi timah panas saat dilakukan penangkapan
Kelima tersangka penembak istri TNI Rina Wulandari dihadirkan pada konfrensi pers di Mapolda Jateng. Kelimanya dihadiahi timah panas saat dilakukan penangkapan (Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Kelimanya diangkut menggunakan mobil barakuda milik Brimob Polda Jateng dan  dipapah saat dihadirkan di hadapan awak media.

Selain menangkap lima tersangka Polisi juga mengamankan barang bukti pistol, dan dua kendaraan berupa Ninja warna hijau  serta Beat street warna hitam yang digunakan saat mengeksekusi korban.

Tim gabungan sudah menemukan dua motor yang digunakan para pelaku penembakan seorang emak-emak istri TNI di Banyuwanik Semarang. Hanya saja polisi belum menemukan tempat persembunyian para pelaku, Kota Semarang, Jumat (22/7/2022).
Tim gabungan sudah menemukan dua motor yang digunakan para pelaku penembakan seorang emak-emak istri TNI di Banyuwanik Semarang. Hanya saja polisi belum menemukan tempat persembunyian para pelaku, Kota Semarang, Jumat (22/7/2022). (TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi menerangkan motif kelima tersangka tersebut melakukan perbuatan keji  karena memperoleh upah.

Kelima tersangka itu memiliki peran masing-masing.

"Tersangka Sugiono, dan Ponco Aji Nugroho satu tim eksekutor berboncengan menggunakan Ninja. Kemudian Supriono dan Agus Santoso tim pengawas menggunakan kendaraan Beat. Kami juga menangkap penyedia senjata api Dwi Sulistiono," ujarnya.

Menurutnya H-3 sebelum kejadian telah terjadi  transaksi senjata api disinyalir rakitan seharga Rp 3 juta.

Kemudian keempat pelaku melakukan pematangan eksekusi pada pukul 08.00, Senin (18/7). Penembakan dilakukan pada pukul 11.38.

"Dua pelaku mengikuti korban yang saat itu menjemput anaknya dari sekolah. Eksekusi penembakan dilakukan sebanyak dua kali oleh Sugiono," tutur dia.

Dikatakannya penembakan dilakukan Sugiono bersama timnya berdasarkan instruksi suami korban yakni Kopda Muslimin. Tembakan pertama disanyalir tidak mematikan korban.

"Kemudian setelah penembakan pertama Sugiono yang telah kembali ke pos sekitar 200 meter dari tempat kejadian perkara (TKP). Kemudian mendapat instruksi dari suami korban untuk melakukan penembakan kedua," tutur dia.

Kronologi pelaku penembak istri TNI Arhanud berdasarkan rekaman CCTV. Penjabaran ciri-ciri pelaku dilakukan  di ruang Rupatama Mapolrestabes Semarang,Rabu (20/7/2022).
Kronologi pelaku penembak istri TNI Arhanud berdasarkan rekaman CCTV. Penjabaran ciri-ciri pelaku dilakukan  di ruang Rupatama Mapolrestabes Semarang,Rabu (20/7/2022). (Tribun Jateng/ Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Irjen Luthfi menuturkan tembakan pertama disinyalir tembus di tubuh korban dan ditemukan proyektil di lokasi kejadian. Sementara tembakan kedua disinyalir bersarang di tubuh korban.

"Saat ini dua proyektil telah kami amankan dan korban dilarikan ke Rumah Sakit," tutur dia.

Irjen Luthfi menerangkan kelima pelaku tersebut mendapat honor Rp 120 juta dari Kopda Muslimin setelah menembak korban. Upah kompensasi diberikan saat kopda Muslimin menunggu istrinya menjalani perawatan di rumah sakit berada di Banyumanik. 

Kopda Muslimin menelpon sang eksekutor untuk mengambil upah yang telah disediakannya untuk dibagikan ke pelaku lainnya.

"Saat itu suami korban keluar dari rumah sakit menuju minimarket kurang lebih 300 meter dari rumah sakit bertemu tersangka. Saat itulah uang kompensasi Rp 120 juta diserahkan dan telah dibagi  5 orang," jelasnya saat konfrensi pers di Mapolda Jateng.


Menurutnya tidak membutuhkan waktu lama menangkap kelima tersangka penembakan.Kasus tersebut terungkap 4 hari setelah kejadian tepatnya Kamis (21/7).

"Pada hari tersebut pukul 20.00 Sugiono ditangkap, keesokan harinya pukul 13.00 Agus Santoso ditangkap, dan hari berikutnya dua tersangka ditangkap beserta penyedia senjata api," terangnya.

Tak Mau Tembak kepala

Sugiono yang menjadi eksekutor mengatakan alasannya tak mau menembak istri Kopda M di bagian kepala.

"Iya, disuruh tembak kepala," kata Sugiono.

Namun ia mengatakan menembak di bagian perut. Alasannya karena tak tega terhadap Rini. Apalagi Sugiono juga kenal dekat dengan korban.

Sosok Kopda M yang diduga jadi dalang penembakan istri sendiri. Polisi menyebut Kopda M sudah beberapa kali berusaha membunuh korban.
Sosok Kopda M yang diduga jadi dalang penembakan istri sendiri. Polisi menyebut Kopda M sudah beberapa kali berusaha membunuh korban. (Tribunnews/Facebook)

Di sisi lain, kata Kapolda, upaya menyingkirkan Rina Wulandari dari hidup Kopda Muslimin telah dilakukan sejak sebulan yang lalu.

Berdasarkan keterangan tersangka Sugiono, Kopda Muslimin telah merencanakan menyingkirkan nyawa istri sah demi wanita lain dengan berbagai cara.

"Sebulan yang lalu keterangan Babi (Sugiyono) diperintahkan untuk meracun. Kemudian mencuri targetnya istrinya mati. Ketiga santet," tuturnya.

Menurut Kapolda, keterangan tersangka tersebut belum dilakukan kroscek dengan suami korban.

Pihaknya saat ini sedang memburu keberadaan suami korban selaku dalang penembakan.

"Tetapi perencanaan ini timbul sebelum eksekusi dilakukan dengan menyiapkan senjata, rapat mematangkan rencana, dan membuntuti korban. Sebelumnya dilakukan upaya lain yaitu membela pacarnya, menyantet, pura-pura maling, dan terakhir di tembak," tutur dia.

Kapolda mengatakan hingga saat ini telah delapan saksi diperiksa. Termasuk diantaranya pacar simpanan Kopda Muslimin berinisial W yang juga ikut diperiksa.

"W sempat lari dan kami amankan. W inilah yang membuatnya (Kopda Muslimin) melakukan yang tidak patut dan melawan hukum," tutur dia.

Ia mengatakan para tersangka dijerat dengan 340 KUHP Jo 53 KUH Pidana. Tersangka terancam hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun.

"Barang bukti yang diamankan satu pucuk senjata api, empat butir peluru yang tersisa di pistol, satu unit Beat hitam digunakan untuk mengawasi, satu unit Ninja Hijau telah dirubah warna dan digunakan eksekutor. Kemudian celana jins yang digunakan tersangka, sepatu. Tidak hanya motor, dan emas hasil kompensasi. Selain itu rekaman CCTV," imbuhnya.

Ia menambahkan  perkara tersebut masih terus dilakukan pengembangan memburu suami korban yakni Kopda Muslimin yang merupakan  dalang penembakan. Tim hingga saat ini masih berusaha untuk mengungkap. 

"Saya menghimbau suami korban agar segera menyerahkan diri  sebelum tim melakukan tindakan tegas kepada yang bersangkutan

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman sedang memberikan keterangan seusai menjenguk Rina Wulandari korban penembakan yang didalangi suaminya sendiri Kopda Muslimin di RSUP dr Kariadi Semarang, Senin (25/7/2022).
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman sedang memberikan keterangan seusai menjenguk Rina Wulandari korban penembakan yang didalangi suaminya sendiri Kopda Muslimin di RSUP dr Kariadi Semarang, Senin (25/7/2022). (TRIBUN JATENG/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS)

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman saat ini suami korban dalam tahap pencarian.

Pihaknya telah memerintahkan Pangdam IV/Diponegoro untuk berkoordinasi dengan Kapolda Jateng untuk segera melakukan pencarian.

"Bahkan kehadiran Danpuspom dan Asintel karena yang bersangkutan mungkin tidak berada di Jawa Tengah bisa dilakukan pencarian dengan cepat," tuturnya.

Ia menuturkan TNI sangat transparan kepada anggotanya yang melanggar hukum. Pihaknya akan menindak tegas bagi anggota yang melanggar hukum.

"Bagi anggota yang melanggar akan dihukum dengan seberat-beratnya," tutur dia.

Kesempatan yang sama Jenderal Dudung  apresiasi pengungkapan kasus penembakan istri TNI di jalan  Cemara III RT 8  RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik berlangsung cepat. 

Selain apresiasi pihaknya memberikan penghargaan terhadap personel tim gabungan pengungkapan kasus tersebut . Kasad menuturkan penghargaan tersebut diserahkan kepada 50 anggota Polda Jateng dan 24 anggota TNI anggota Angkatan Darat.

"Penghargaan ini diberikan menurut saya begitu cepat mengungkap pelaku penembakan. Hanya butuh waktu satu minggu semuanya terungkap," tuturnya.

Pihaknya selaku Kepala Staf Angkatan Darat memberikan apresiasi terhadap tim gabungan TNI AD dan Kepolisian yang telah mengungkap kasus tersebut dengan cepat.

"Saya selaku Kepala Staf Angkatan Darat memberikan apresiasi dan memberikan penghargaan yang tulus terhadap tim gabungan TNI AD dan Kepolisian menangkap pelaku dengan cepat," tandasnya.

Disisi lain, tersangka penyedia senjata Dwi Sulistiyono saat ditanya Kasad terkait senjata itu mengaku hanya dititipi. Dia mendapatkan senjata itu bukan dari militer.

"Saya hanya dititipi senjata dari orang umum," tandasnya.

Kondisi Rina Membaik

Petugas gabungan sedang olah TKP lanjutan pada Kamis (21/7/2022), atas kasus penembakan istri anggota TNI Arhanud di Jalan Cemara  III Nomor 7 RT 08 RW 03 Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Petugas gabungan sedang olah TKP lanjutan pada Kamis (21/7/2022), atas kasus penembakan istri anggota TNI Arhanud di Jalan Cemara  III Nomor 7 RT 08 RW 03 Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. (POLDA JATENG)

Terpisah Kondisi Rina Wulandari korban penembakan yang didalangi suaminya sendiri Kopda Muslimin semakin membaik. Saat ini Rina dirujuk dan dirawat di RSUP Kariadi.

Bahkan Rina Wulandari dijenguk Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman beserta jajarannya usai menghadiri konfrensi pers di Mapolda Jateng. Tidak hanya itu, Walikota Semarang Hendrar Prihadi juga turut menjenguk Rina. 

Terlihat juga keluarga, dan tiga anak Rina datang menjenguk ibunya yang saat ini tengah menjalani perawatan di RSUP Kariadi. 

Dokter bedah digresif RSUP Kariadi, Erik Prabowo  menuturkan korban setelah tertembak langsung ditangani oleh tim rumah sakit Hermina. Pihak rumah sakit melakukan langkah awal dan stabilisasi terhadap pasien tersebut.

"Ada multi organ korban yang injury (terluka) atau beberapa organ di dalam perut yang terluka akibat tembakan," tuturnya.

Menurutnya, Rumah Sakit Hermina merujuk korban RSUP Kariadi untuk penanganan lanjutan. Korban telah dilakukan operasi dan menangani problem yang ditemukan di tubuh pasien akibat tembakan tersebut.

"Tadi malam sudah kami lakukan operasi, Minggu (24/7) malam. Alhamdulilah berjalan lancar dan menangani problem-problem yang ada di rongga perutnya," tuturnya.

Ia memastikan kondisi pasien dalam keadaan stabil. Namun saat ini korban masih perlu diperlukan pemulihan akibat luka tembak.

"Saat saya visit, kondisi pasien stabil. Karena butuh pemulihan saya kira pasien oleh tim di berikan obat untuk ditidurkan," jelasnya.

Sementara itu  Kasad, Jenderal TNI Dudung Abdurachman menuturkan pertama korban dilakukan operasi di Hermina dan dilanjutkan dirujuk ke  RSUP Kariadi. Pihaknya mengapresiasi rumah sakit pertama menangani korban hingga menyelamatkan nyawanya.

"Saya berterima kasih kepada Rumah Sakit Hermina yang begitu cepat menangani, sehingga korban terselamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilakukan suaminya. Saat ini telah dirujuk di RSUP Kariadi," tutur Jenderal Dudung.

Menurutnya, penanganan yang dilakukan terhadap Rina cukup serius karena sebelumnya kondisi korban sempat menurun. Pihaknya mengapresiasi tindakan rumah sakit  yang tidak membutuhkan waktu lama  memulihkan kondisi korban.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit Hermina dan RSUP Kariadi. Saya TNI AD berharap  kedepannya melakukan penanganan serius. Karena korban membutuhkan penanganan yang serius," tutur dia.

Ia menuturkan saat menjenguk, Rina belum bisa diajak komunikasi karena masih terpasang ventilator dan  kondisinya  ditidurkan. Namun demikian  pihaknya juga bertemu ketiga anak korban yang juga ikut menjenguk.

"Saya bertemu anak korban terutama yang masih kecil berumur 4 bulan, tapi tetap kami rawat dan tampung," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved