Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mutilasi di Ungaran

Pengakuan Imam Sobari Pelaku Mutilasi di Ungaran Kepada Penjaga Kos, Ini Katanya Hingga Boleh Masuk

Imam Sobari (32) pelaku mutilasi di Ungaran dengan korban berinisial K (24) mengaku sudah menikah siri dengan korban kepada penjaga kos. 

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
reza gustav pradana
Foto-Foto Wajah dan Profil Pelaku Mutilasi di Kabupaten Semarang, Tega Bunuh Korban Karena Sakit Hati 

TRIBUNJATENG.COM, KABUPATEN SEMARANG - Imam Sobari (32) pelaku mutilasi di Ungaran dengan korban berinisial K (24) mengaku sudah menikah siri dengan korban kepada penjaga kos. 

Hal itu ia lakukan agar bisa masuk dan tinggal dengan korban di sebuah kamar kos di daerah Bergas Kabupaten Semarang.

Lokasi indekos itu kemudian jadi tempat Imam Sobari membunuh dan memutilasi K menjadi 11 bagian.

Seorang penjaga kos yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, korban dan pelaku mulai menyewa kos sejak satu setengah bulan yang lalu.

Baca juga: Sobari Mutilasi Pacar di Kamar Mandi Kos, Dipotong Jadi 11 Bagian Lalu Dibuang

Baca juga: Grafis Kronologi Lengkap Kasus Mutilasi di Ungaran Semarang: Berkat ATM, Polisi Gercep Kurang 24 Jam

Baca juga: Alasan Keluarga Tak Bawa Jenazah ke Rumah Duka, Korban Mutilasi Ungaran Dimakamkan Usai Disalatkan

Baca juga: FAKTA Lain Kasus Mutilasi di Ungaran, Malam Sebelumnya Ada Keributan di Kamar Indekos Korban

6 Fakta Pembunuhan Mutilasi yang Potongan Tubuhnya Ditemukan di Ungaran
6 Fakta Pembunuhan Mutilasi yang Potongan Tubuhnya Ditemukan di Ungaran (KOLASE TRIBUNJATENG)

 

"Awalnya Imam Sobari dengan K itu menyewa kos, mereka mengaku sudah menikah siri jadi saya perbolehkan masuk."

"Kalau tidak ada hubungan apa-apa ya tidak boleh,” beber penjaga kos.

Menurutnya, tindakan pelaku dan korban selama ini masih normal, atau tidak ada yang mencurigakan.

Meskipun demikian, ia beberapa waktu lalu sempat mendengar beberapa kali K menangis di dalam kamar.

“Kalau suara tangisan kan itu masalah pribadi, ya. Lagipula kamar tertutup, jadi saya tidak berhak mencampuri." tambahnya.

Ia bersaksi bahwa korban sempat menghubunginya atau chat melalui pesan singkat pada beberapa waktu sebelum kejadian.

Dibeberkannya, korban menghubungi untuk memesan makanan yang biasa penjaga indekos tersebut buat untuk melayani atau dijual ke penghuni.

Ia menambahkan malam sebelum kejadian juga mendengar suara cek-cok dari kamar keduanya.

"Malam sebelum kejadia sempat terdengar ribut-ribut."

"Tapi untuk kejadiannya saya tidak tahu, karena saya pikir yang bersangkutan sudah keluar, sebelumnya memang dia bilang mau pindah ke daerah Samban,” ujarnya.

Penghuni Kos Lain Takut

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved