Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Info Grafis

Grafis Model Penyebaran Cacar Monyet

Berikut info grafis model penyebaran cacar monyet (monkeypox). Monkeypox atau cacar monyet kini tengah menjadi perbincangan

Penulis: galih permadi | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/BRAM KUSUMA
Grafis penyebaran cacar monyet 

TRIBUNJATENG.COM - Berikut info grafis model penyebaran cacar monyet (monkeypox). 

Monkeypox atau cacar monyet kini tengah menjadi perbincangan dunia dan badan kesehatan dunia (WHO).

Beberapa negara telah mengonfirmasi warganya telah positif terjangkit virus monkeypox.

Berikut grafis model penyebaran cacar monyet:

Baca juga: Ada Warga Jawa Tengah Suspek Cacar Monyet, Ganjar: Masih Dipantau

Grafis penyebaran cacar monyet
Grafis penyebaran cacar monyet (TRIBUN JATENG/BRAM KUSUMA)

Apa itu Cacar Monyet?

Berikut cara mencegah monkeypox, infeksi penyakit yang ditemukan pada 1958.

Cacar Monyet atau Monkeypox adalah infeksi virus langka yang mirip dengan cacar manusia.

Monkeypox pertama kali ditemukan pada 1958 ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian,

sehingga penyakit tersebut diberi nama cacar monyet.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tidak ada kasus cacar monyet yang dilaporkan selama 40 tahun,

namun muncul kembali di Nigeria pada 2017.

Cacar monyet manusia pertama kali diidentifikasi pada manusia pada 1970 di Kongo.

Sejak itu, sebagian besar kasus telah dilaporkan dari pedesaan, daerah hutan hujan di Kongo.

Kasus penularan pada manusia semakin banyak dilaporkan dari seluruh Afrika Tengah dan Barat.

Pada 2003, wabah cacar monyet pertama di luar Afrika terjadi di Amerika Serikat dan dikaitkan dengan kontak dengan anjing padang rumput peliharaan yang terinfeksi.

Hewan peliharaan ini telah ditempatkan dengan tikus berkantung Gambia dan dormice yang telah diimpor ke negara itu dari Ghana.

Wabah ini menyebabkan lebih dari 70 kasus cacar monyet di AS.

Cacar monyet juga telah dilaporkan pada pelancong dari Nigeria ke Israel pada September 2018, ke Inggris pada September 2018,

Desember 2019, Mei 2021 dan Mei 2022, ke Singapura pada Mei 2019, dan ke Amerika Serikat pada bulan Juli dan November 2021.

Pada Mei 2022, beberapa kasus cacar monyet diidentifikasi di beberapa negara non-endemik.

Cacar monyet dapat ditularkan dari gigitan hewan yang terinfeksi, atau dengan menyentuh darah, cairan tubuh, atau bulunya.

Diperkirakan disebarkan oleh hewan pengerat, seperti tikus, mencit, dan tupai.

Dimungkinkan juga untuk tertular penyakit dengan memakan daging dari hewan yang terinfeksi yang belum dimasak dengan benar.

Pejabat kesehatan telah mencatat beberapa dari infeksi ini dapat ditularkan melalui kontak seksual.

WHO mengatakan sedang menyelidiki bahwa banyak kasus yang dilaporkan adalah orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai gay atau biseksual.

Gejala yang ditunjukkan pada penderita monkeypox biasanya demam, nyeri otot, luka, dan kedinginan

Namun saat ini belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet.

Pasien biasanya perlu dirawat di rumah sakit spesialis agar infeksi tidak menyebar dan gejala umum dapat diobati.

Menurut WHO, masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.

Sehingga ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus monkeypox, yakni:

1. Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).

2. Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.

3. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

4. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.

Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien. (tribunjateng/non)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved