Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Kejanggalan Detik-detik Jelang Brigadir J Ditembak, Para Ajudan Bercanda dengan Korban, Diskenario?

Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala mencium ada yang janggal detik-detik menjelang Brigadir J tewas ditembak

Editor: muslimah
Istimewa/Facebook/Roslin Emika
Foto bersama ajudan Kadiv Propam Polri bersama Irjen Ferdy Sambo 

Jika menyorot pasal 340 KUHP yang menjerat Brigadir RR, tersangka Brigadri RR ini diduga terlibat skenario rencana pembunuhan Brigadir J.

"Pasal 340 itu secara terminologi, ada waktu mikir. Jadi yang namanya perencanaan itu gak harus dibuat planing harus begini begitu.

Tapi ada jeda waktu untuk pause untuk kemudian akan diapain ya orang ini (read: Brigadir J)," ungka Adrianus Meliala.

Tak hanya itu, sang krimInolog juga menduga meski ikut meerencanakan, Brigadir RR juga masih menunggu perintah dari sang pembuat skenario utama.

Hingga kemudian, disepakati kalau Bharada E lah yang menjadi penembak pertama Brigadir J.

"Ketika pause itu, si RR ini tidak sendiri. Bisa juga dia nunggu arahan atau perintah dari pihak lain untuk kemudian memerintahkan Bharada E menembak," paparnya.

Setelah itu, presenter Kompas TV membongkar pengakuan Bharada E yang mengaku diperintah atasannya untuk menembak Brigadri J.

Meski begitu, hingga kini sosok atasan yang dimaksud Bharada E ini belum terungkap.

"Bharada E ngaku diperintah atasan. Dalam benak saya, apakah Ferdy Sambo yang memerintahkan? Bisa saja Brigadir RR, kan dia juga atasannya Bharada E. Itu pun bisa jadi perintah atasan," tanya presenter Kompas TV.

"Bisa jadi, bisa jadi," jawab kriminolog.

Kemudian, sang kriminolog menyorot sikap janggal para ajudan Ferdy Sambo sehari sebelum peristiwa pembunuhan Brigadir J.

Bagiaman tidak? pada ajudan Ferdy Sambo itu tampak tertawa dan bercanda ria sebelum tragedi itu terjadi.

"Ketika dalam video, terlihat bahwa kok semuanya baik-baik saja. Bisa bercakap-cakap di rumah pribadi.

Jadi kalau dalam hal ini ada upaya perencanaan untuk membunuh J. Kok masih bisa bercakap-cakap, bergurau," papar kriminolog.

Menurut sang kriminlog, aksi para ajudan itu yang tampak tenang adalah bagian dari skenario.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved