Berita Kudus
Kirab Budaya Buka Luwur Sunan Kedu, Cara Warga Melawan Lupa Jejak Kretek di Desa Gribig Kudus
Kirab dengan berjalan kaki itu dimulai dari Balai Desa Gribig sampai ke Makam Sunan Kedu berjarak sekira 950 meter.
Penulis: raka f pujangga | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ratusan warga mengikuti Kirab Budaya Buka Luwur Sunan Kedu di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Rabu (10/8/2022).
Kirab dengan berjalan kaki itu dimulai dari Balai Desa Gribig sampai ke Makam Sunan Kedu berjarak sekira 950 meter.
Antusiasme masyarakat sangat besar dengan membawa hasil pertanian, kerajinan, dan tembakau.
Baca juga: PBSI Kudus Gelar Kretek Cup XV, Pesertanya Mencapai 926 Atlet
Bahkan ada yang membawa ornamen daun tembakau yang tingginya mencapai sekira dua meter.
Sunan Kedu diketahui memiliki nama asli Syeikh Abdul Bashir yang berasal dari Temanggung dan merupakan murid dari Sunan Kudus.
Plt Sekretaris Desa Gribig, Muhammad Kamal menceritakan, kirab budaya itu biasanya rutin digelar setiap tahun.
Namun karena pandemi, pihaknya bersama warga masyarakat baru bisa melaksanakan kembali pada tahun ini.
"Biasanya sebelum Covid-19, kami mengadakan kirab ini sejak 2010."
"Tapi berhenti pada 2020 dan 2021 karena pandemi," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: Pesan Hartopo saat Melepas Kontingen Pramuka Kudus: Perbanyak Minum Air Putih
Baca juga: Pemkab Kudus Anggarkan Rp 201 Juta Untuk Pelatihan Merajut Tas dan Dompet, Dana dari DBHCHT
Makanya, pada pelaksanaan kirab budaya pada tahun ini antusiasme warga masyarakat cukup besar.
Sedikitnya terdapat 10 kontingen yang turut serta dalam kegiatan tersebut yang berasal dari warga Gribig.
"Satu kontingen per RW diisi empat orang."
"Ditambah warga lainnya yang mau ikut," ujar dia.
Kegiatan itu merupakan bagian dari melestarikan budaya karena Sunan Kedu dikenal sebagai tokoh awal yang membawa tembakau ke Kudus.
Kemudian tembakau itu diolah menjadi rokok kretek hingga Kabupaten Kudus sampai sekarang dikenal sebagai Kota Kretek.