Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pelatihan Merajut Tas dan Dompet

‎Kunci Merajut Adalah Teliti dan Telaten

LPKS ASA memberikan pelatihan merajut tas dan dompet selama 22 hari di Desa Banget.

Penulis: raka f pujangga | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Raka F Pujangga
?Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) ASA memberikan pelatihan merajut tas dan dompet, di Desa Banget, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (1/8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS -  ‎Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) ASA memberikan pelatihan merajut tas dan dompet selama 22 hari.

Pelatihan itu berasal dari dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk meningkatkan keterampilan kerja bagi buruh rokok dan keluarganya.

‎Instruktur pelatihan, Marzuqoh menyampaikan, tas rajutan dan dompet‎ itu memiliki nilai jual yang tinggi.

‎Hanya bermodalkan pola jaring senilai Rp 25 ribu dan benang nylon seberat tiga ons senilai Rp 60 ribu sudah bisa dipakai untuk membuat tas rajutan.

"Harga jual produk jadi nilainya cukup tinggi sampai Rp 350 ribu per buah," jelas dia, saat ditemui disela-sela pelatihan, Desa Banget, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (1/8/2022).

Bahkan, kata dia, harganya bisa lebih tinggi jika menggunakan ‎campuran kulit sintetis atau kulit asli.

Belum lagi, bila ditambahkan kain furing di dalamnya agar tampilannya bisa jauh lebih menarik dan memiliki nilai jual tinggi.

"Harganya bisa lebih mahal kalau finishingnya pakai kulit sintetis atau dikasih kulit asli," ujar dia.

Sehingga, menurut pemilik usaha tas rajutan Jeje itu bisa ‎memberikan manfaat bagi buruh rokok dan keluarganya untuk menambah penghasilan.

"Tas rajutan ini bisa dikerjakan dari rumah. Jadi mudah," ucap dia.

?Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) ASA memberikan pelatihan merajut tas dan dompet, di Desa Banget, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (1/8/2022).
?Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) ASA memberikan pelatihan merajut tas dan dompet, di Desa Banget, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Kamis (1/8/2022). (Tribun Jateng/Raka F Pujangga)

Namun, diakuinya yang sulit itu pada tahap belajar di awalnya saja. Karena setiap peserta harus teliti.

Bila salah, maka pola rajutannya tidak akan terbentuk. Sehingga memerlukan ketelitian dalam pengerjaannya.

"Kuncinya adalah teliti dan telaten. Karena kalau salah, harus dibongkar lagi dari awal," ujar dia.

Dalam pembuatannya, peserta menggunakan teknik rantai sehingga memudahkan pada saat pembongkarannya ketika terjadi kesalahan.

Bila sudah mahir, untuk pembuatan satu produk hanya memerlukan waktu sekitar dua hari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved