Berita Regional
Oknum TNI Sewa 3 Eksekutor Habisi Bendahara KONI Kayong Utara Kalbar di Bogor, Ini Motifnya
Otak pembunuhan Ahmad ternyata oknum TNI berinisial AK (33), yang tak lain adalah teman korban.
TRIBUNJATENG.COM, KABUPATEN BOGOR - Ahmad Nurcholys (35), Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, menjadi korban pembunuhan berencana.
Jasad Ahmad Nurcholys ditemukan di dalam karung di Bogor beberapa waktu lalu.
Fakta baru diungkap Satreskrim Polres Bogor, Jawa Barat, dalam kasus pembunuhan berencana tersebut.
Baca juga: Polisi Ungkap Kasus Pembunuhan Berencana di Sebuah Hotel Jakarta Selatan
Otak pembunuhan Ahmad ternyata oknum TNI berinisial AK (33), yang tak lain adalah teman korban.
AK dan korban menjalin pertemanan karena sama-sama berkecimpung di atlet tinju amatir di Kalimantan Barat.

AK mendalangi pembunuhan itu dengan menyewa tiga eksekutor untuk membunuh bendahara KONI Kabupaten Kayong Utara tersebut.
Ketiga eksekutor itu bekerja sebagai karyawan swasta asal Jakarta Timur, yakni inisial AA (37), D (37), dan RH (25).
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Siswo DC Tarigan menjelaskan, AK warga Kalimantan Barat, berperan sebagai otak pembunuhan atau yang merencanakan skenario kejahatan serta menyiapkan mobil Daihatsu Sigra untuk menjemput korban.
Dia juga terlibat mengeksekusi korban dengan cara memiting leher korban dari belakang.
Sementara, tersangka AA, karyawan swasta asal Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, berperan sebagai sopir serta menentukan lokasi pembuangan jasad korban ke bawah jembatan dekat Curug Arca.
Tersangka D, karyawan swasta di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, berperan menutup mata korban menggunakan buff, mengikat tangan korban ke belakang menggunakan kabel ties, serta membekap korban menggunakan jaket.
Tersangka RH, karyawan swasta di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, berperan sebagai pelaku yang berpura-pura diikat dan mata ditutup untuk meyakinkan korban agar setuju mengikuti perintah AK.
Siswo menyebut, AA, D, dan RH dijanjikan mendapat upah sebesar Rp 2 juta per orang dari AK.
"AK dan tiga pelaku lain ini kenal di Jakarta," kata Siswo saat dimintai konfirmasi, Kamis (11/8/2022) malam.
Siswo mengungkapkan, motif pembunuhan tersebut terkait masalah utang piutang sebesar Rp 300 juta.