Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Kawasan Tawangmangu Karanganyar Kini Dibranding Jadi Surganya Kuliner di Lereng Lawu

Kawasan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar khususnya sepanjang jalur tembus mulai dari Bundaran Cicoa hingga Cemoro Kandang kini menjadi surga kuliner

Penulis: Agus Iswadi | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Agus Iswadi
Suasana di Jalan Tawangmangu-Magetan Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, Senin (15/8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Kawasan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar khususnya sepanjang jalur tembus mulai dari Bundaran Cicoa hingga Cemoro Kandang kini menjadi surganya kuliner.

Para wisatawan akan dimanjakan dengan beragam kuliner di resto, kafe dan warung-warung yang berada di jalur sepanjang 7,7 Km tersebut.

Di samping itu pengunjung juga dapat menikmati pemandangan lereng Gunung Lawu sembari menikmati hidangan di rooftop yang berada di kafe dan resto.

Ketua Paguyuban Kuliner Tawangmangu, Parmin menyampaikan, hingga saat ini sudah ada 35 resto dan kafe yang berada di sepanjang jalur tersebut, belum termasuk warung-warung kecil.

Baca juga: Kejadian di Magelang Versi Pengacara Kamaruddin Simanjuntak, Putri Kirim WA ke Adik Brigadir J

Baca juga: Kisah Perjuangan Rafa, Siswa SMA Taruna Nusantara Asal Jepara Terpilih Jadi Paskibraka Nasional 2022

Adanya paguyuban kuliner bertujuan untuk memajukan destinasi kuliner di Tawangmangu.

Pihaknya telah menyiapkan sejumlah hal mulai dari standardisasi pelayanan, produk hingga upah pekerja paruh waktu.

"Untuk branding kita, Tawangmangu sebagai surganya kuliner," katanya kepada Tribunjateng.com usai acara jalan santai dalam rangka HUT ke-77 RI sekaligus peresmian destinasi wisata kuliner Tawangmangu baru di Wonder Park Tawangmangu, Senin (15/8/2022).

Dia menjelaskan, standar pelayanan menjadi salah satu kunci sukses usaha kuliner.

Oleh karena itu perlu adanya standar pelayanan untuk memuliakan tamu.

Di samping itu nantinya juga akan dilakukan standarisasi produk yang dijual serta upaya menjaga agar harga produk yang dijual terkendali.

Sementara itu terkait upah juga turut berdampak terhadap pengembangan usaha kuliner khususnya pekerja paruh waktu.

Dia menceritakan, dulu upah pekerja paruh waktu sekitar Rp 80 ribu hingga Rp 150 ribu per hari.

Hal itu mengakibatkan resto kecil susah berkembang karena kesulitan mencari pekerja paruh waktu.

Pasalnya para pekerja cenderung memilih bekerja di resto yang memberikan upah lebih tinggi.

Oleh karena itu akhirnya disepakati upah pekerja paruh waktu Rp 10 ribu per jam.

"Misal semua produk harus bersetifikasi halal. Meski sekarang belum semua tapi sudah berproses ke sana. Mengarah ke destinasi wisata dunia," ucapnya.

Pihaknya paguyuban kini telah menggagas untuk membuat event bertajuk Lawu Culture. Dalam event tersebut akan ada kuliner, musik dan budaya.

Dengan adanya event tersebut tentu akan memberikan dampak ekonomi kepada pelaku usaha di Tawangmangu.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Timotius Suryadi mengungkapkan, sebenarnya Tawangmangu sudah menjadi pusat kuliner utamanya di jalan tembus.

"Itu pusat kuliner terpanjang (di Karanganyar) dari Bundaran Cicoa hingga Cemoro Kandang.

Selama ini dampaknya tentu luar biasa, wisatawan banyak yang datang, berdampak positif bagi masyarakat dan daerah," ungkapnya.

Oleh karena itu dinas akan membantu bagaimana membangun kesadaran terkait sapta pesona, seperti bagaimana menjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved