Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pesan Terakhir Catur Siswa SMK Ibu Kartini Semarang Seolah Firasat: Jam 4 Sore Aku Tidak Pulang

Catur Prasetya (17) siswa SMK Ibu Kartini Kota Semarang korban tenggelam di pantai Parangtritis hingga kini masih dilakukan pencarian

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Iwan Arifianto
Ayah korban, Wahono (kiri)saat menjelaskan terkait Catur Prasetya siswa SMK Ibu Kartini di rumahnya yang tenggelam di pantai Parangtritis di rumahnya, Bongsari, Semarang Barat, Selasa (16/8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Catur Prasetya (17) siswa SMK Ibu Kartini Kota Semarang korban tenggelam di pantai Parangtritis hingga kini masih dilakukan pencarian.

Orangtua korban, pasangan Wahono-Sutirah, kini hanya bisa pasrah.

Mereka tetap berusaha tegar atas nasib anak lelaki satu-satunya yang mereka miliki.

"Iya , Catur anak keempat dan satu-satunya anak lelaki saya," ujar Wahono (60) di kediamannya Jalan Kumudasmoro Dalam V, RT 2 RW 1 , Bongsari, Semarang Barat, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Kecelakaan Maut di Demak, Pengedara Motor Asal Demak Tewas Tersundul Truk Trailer

Baca juga: Tiga Hari Pencarian, Jasad Sastro Utomo yang Tenggelam Saat Membuang Jimat Akhirnya Ditemukan

Ia mengaku, tidak mendapatkan firasat tertentu terhadap kepergian anaknya.

Hanya saja, korban sempat bilang ke kakak perempuannya bahwa tidak akan pulang pada pukul 16.00.

"Iya korban bilang ke kakaknya pada hari sebelum kejadian bahwa tidak ada di rumah jam 4 sore," ucapnya.

Ia mengungkapkan, kabar tenggelamnya korban pertama kali diperolehnya dari kakak korban pada Senin (15/8/2022) bakda magrib.

Ketika itu kakak korban menelpon, memberitahukan kondisi Catur namun tak secara rinci lalu menyuruhnya supaya segera pulang.

"Anak perempuan saya telpon  minta saya pulang. Saya masih di Simpang Lima, saya ga mau kalau diberitahu tidak secara persis, habis itu diberitahu, saya di jalan panik," bebernya.

Ia mengaku, kaget mendengar kabar tersebut.

Padahal sehari sebelum kejadian sempat meminta dibikinin teh hangat oleh korban.

Bahkan, ia sempat memijit tubuh korban.

"Saya pegang engkelnya kog keras tak tanya dia hanya diam," tuturnya.

Ia menjelaskan, terakhir bertemu dengan anaknya saat mengantarkannya ke SMK Ibu Kartini Jalan Imam Bonjol, Semarang Tengah pada Senin (15/8/2022) pukul 05.30.

Korban meminta diantarkan ke sekolah lantaran dari pihak sekolah hari itu melarangnya membawa motor.

"Saya tidak lihat sampai korban pergi karena langsung pulang," tuturnya.

Korban sempat berkomunikasi dengan kakaknya melalui chatting WhatsApp (WA) pada pukul 14.30.

Selepas itu tak ada lagi kabar dari korban.

"Kabarnya korban hilang pukul 16.00, karena pukul 14.30 masih WA nan sama kakaknya," terangnya.

Wahono mengatakan, informasi yang diperolehnya dari sekolah, anaknya berenang ke tengah.

Korban dan satu temannya sudah diberi tahu guru namun tetap berenang ke tengah.

Satu temannya bilang korban sudah sempat ditarik tapi berat, ia ketakutan lalu renang sendiri.

"Anak saya bisa berenang,  biasa renang di pantai Marina," ungkapnya.

Ia mengenang, sosok anaknya termasuk bocah pendiam dan patuh terhadap orangtua.

Sebab, dalam kesehariannya disuruh apapun anaknya selalu tidak pernah membantah meskipun kondisi tubuh sedang lelah.

"Dia anak laki satu-satunya, akhir tua saya dia yang saya harapkan, dulu dia saya rawat betul-betul lahir kecil 21 ons disuruh ke rumah sakit tapi saya rawat sendiri, tapi ya Allah," katanya terhenti karena menangis sesenggukan. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved