Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun Sejarah

Kisah Cinta Panglima Sangat Berpengaruh yang Tergila-gila Sama Pelacur hingga Rela Melawan Keluarga

Cinta buta atau sejati sangat tipis perbedaannya karena hanya dibatasi norma dan aturan agama, apalagi cinta tidak memandang kasta dan jabatan.

inf.news
Dalam era Kekaisaran China Kuno, Xiao Fengxian mungkin adalah seorang pelacur terkenal pada akhir Dinasti Qing (1644-1911). Tetapi dalam pandangan Cai E, Xiao Fengxian juga seorang revolusioner dan tentunya seorang wanita yang cantik. 

TRIBUNJATENG.COM -- Cinta buta atau sejati sangat tipis perbedaannya karena hanya dibatasi norma dan aturan agama, apalagi cinta tidak memandang kasta dan jabatan.

Seperti yang dialami jenderal perang ini, adalah Cai E yang jatuh cinta kepada seorang pelacur yang bernama Xiao Fengxian.

Kisah percintaannya diwarnai pemberontakan dan penolakan keluarganya karena mencintai seorang pelacur.

Dalam era Kekaisaran China Kuno, Xiao Fengxian mungkin adalah seorang pelacur terkenal pada akhir Dinasti Qing (1644-1911).

Tetapi dalam pandangan Cai E, Xiao Fengxian juga seorang revolusioner dan tentunya seorang wanita yang cantik.

Ya, kisah cinta antara Xiao Fengxian dan Cai E merupakan salah satu kisah cinta tragis pada era Kekaisaran China Kuno.

Dilansir dari ShanghaiDaily.com pada Minggu (5/6/2022), nama asli Xiao Fengxian adalah Zhu Xiaofeng.

Namun dia beberapa kali ganti nama. Seperti menjadi Zhang Fengyun dan kemudian Zhang Xifei sebelum akhirnya menetap di Xiao Fengxian.

Beberapa perubahan dalam namanya menyiratkan Xiao Fengxian memiliki kehidupan yang tragis.

Xiao Fengxian lahir di Hangzhou pada tahun 1900.

Ayahnya, bermarga Zhu, adalah seorang perwira militer Manchu tetapi meninggal di awal kehidupannya.

Setelah itu, Xiao Fengxian dan ibunya yang seorang selir, diganggu oleh istri sah ayahnya. Mereka dipaksa untuk hidup mandiri.

Sayangnya, ibunya meninggal segera setelah itu dan dia menjadi yatim piatu. Dia kemudian diadopsi oleh seorang perawat bermarga Zhang.

Pada tahun 1911, mereka melarikan diri dari Hangzhou ke Shanghai karena Pemberontakan Wuchang.

Menderita kelaparan, Zhang kemudian menyerahkan Xiao Fengxian kepada seorang seniman bermarga Hu, yang memberi gadis muda itu nama panggung "Xiao Fengxian."

Halaman
123
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved