Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Feature

Cerita Ki Suwandi Abdi Carito, Dalang Tuna Netra Asal Banyumas, Bangkit Setelah 2 Tahun Drop

Dia yang juga dikenal sebagai Ki Suwandi Abdi Carito bercerita wayang adalah salah satu penyemangat hidupnya

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Permata Putra Sejati
Ki Suwandi Abdi Carito saat menunjukan wayang sebelum pementasan wayang di Banyumas, Selasa (23/8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Keterbatasan fisik tak menghalangi Suwandi tetap berkarya dan nguri-uri budaya.

Pria kelahiran 1972 asal Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas dikenal sebagai seorang dalang tuna netra.

Dia yang juga dikenal sebagai Ki Suwandi Abdi Carito bercerita wayang adalah salah satu penyemangat hidupnya.

Musibah sakit pada saraf retina mata pada 2013 yang lalu membuat mentalnya sempat drop.

Hampir selama dua tahun ia menjalani hidup tanpa gairah dan masih belum bisa menerima dirinya sendiri.

Baca juga: Inilah Pemuda Inspiratif Asal Semarang, Ekky Lulusan Unnes Jadi Pengrajin Wayang, Tertarik Sejak SD

Baca juga: Viral Seorang Siswa SMPN di Jepara Menjadi Korban Pemukulan, Dipicu Masalah Sepele

Ada rasa trauma karena dunia penuh warna  yang sempat ia lihat tiba-tiba menjadi gelap dan tidak bisa melihat sama sekali.

Sampai pada akhirnya dia dimotivasi oleh rekan-rekan sesama tunanetra agar kembali bangkit dan memaksimalkan lagi potensi mendalangnya.

Meskipun menjadi tuna netra ia mengaku tidak merasa kesulitan saat mementaskan wayang kulit.

"Unsur utama adalah bagaimana menggunakan feeling dan mengalir saja apa adanya," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (23/8/2022).

Ia ingin menyampaikan bahwa pentingnya semangat menjalani hidup dan menginspirasi orang.

Dia masih bisa berkarya menjadi dalang meski tak mampu melihat.

Ki Suwandi Abdi Carito saat menunjukan wayang sebelum pementasan wayang di Banyumas, Selasa (23/8/2022).
Ki Suwandi Abdi Carito saat menunjukan wayang sebelum pementasan wayang di Banyumas, Selasa (23/8/2022). (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)

Adapun karakter wayang favoritnya adalah Bratasena.

Menurutnya meskipun digambarkan rusuh Bratasena atau Werkudara hatinya bagus, jujur dan terarah.

Ki Suwandi tidak sendiri ada pemusik lain yang juga seorang yang tunanetra ikut bergabung dalam seni wayang kulit.

Bahkan tukang sound dari pentas wayang itu juga tunanetra.

Cerita yang ingin diangkat Ki Suwandi dalam pentas wayang adalah Semar Ndalang atau Semar Mbangun Kayangan.

Ia ingin bercerita dunia saat ini sedang kacau karena wabah. 

Kemudian semar berkeliling ke berbagai belahan dunia.

Ia sendiri tergabung dalam Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia, yang saat ini terdapat 63 orang anggota aktif di Banyumas.

Kebanyakan dari para mereka memang ada yang berprofesi sebagai seorang tukang Pijat tunanetra.

Selain mendalang, Suwandi sendiri berprofesi sebagai seorang mediator apabila ada orang yang ingin jual beli kendaraan.

"Jadi dalang sebelumnya memang pernah belajar dalang.

Acara pentas wayang ini adalah dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 RI.

Pentas wayang baru, sempat ada tapi pribadi. Sementara ini jarang ditanggap karena sempat Corona," jelasnya.

Pentas wayang ini dananya berasal dari swadaya masyarakat.

Ia mengatakan dirinya tidak tuna netra sejak lahir, sehingga ia butuh menyesuaikan diri.

Ia sendiri saat ini mempunyai 4 orang anak.

Satu diantara mereka ada yang rampung kuliah S1 di Surabaya jurusan management.

"Kalau mengajarkan dalang kebetulan anak saya yang bungsu yang tertarik insyaallah akan saya ajarkan kalau dia mau," katanya.

Ia mengatakan Ingin terus mendalang agar dapat menginspirasi orang lain. (jti)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved