Kapolri Berharap Tak Ada Polarisasi di Pemilu 2024
Kapolri meminta siapa pun yang akan bertarung dalam pemilu 2024 untuk dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berharap tidak ada lagi polarisasi akibat politik identitas pada pemilu 2024.
Ia mengingatkan hal itu, karena pada pemilu 2019 lalu, bangsa Indonesia hampir terpecah belah akibat hoaks hingga politik identitas.
"Sebentar lagi kita juga akan menghadapi pemilu tahun 2024. Tahun 2019, kita mengalami bagaimana bangsa kita ini hampir dipecah belah karena adanya hoaks, karena adanya ujaran kebencian. Adanya polarisasi yang muncul karena politik identitas," katanya, dalam Kirab Merah Putih di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (28/8).
Mantan Kabareskrim Polri itu menyebut pentingnya persatuan untuk memilih pemimpin yang bisa membangun bangsa.
"Tentunya kita sepakat bahwa di tahun 2024 kita ingin para pemimpin nasional nanti akan membawa semangat untuk bisa membangun, akan bisa mewujudkan, menunjukkan program-programnya. Untuk bisa menyejahterakan masyarakat," ucapnya.
Namun, baginya, paling penting adalah pemimpin tersebut tidak memakai politik yang bisa memicu polarisasi. "Tentunya yang paling penting adalah jangan menggunakan politik yang bisa mengakibatkan polarisasi bangsa," tandasnya.
Kapolri menegaskan, persatuan menjadi hal yang penting. Ia pun meminta siapa pun yang akan bertarung dalam pemilu 2024 untuk dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
"Karena kita harus ingat, di atas semuanya, persatuan dan kesatuan harus kita jaga. Di atas semuanya, Pancasila harus kita pertahankan. Di atas semuanya, NKRI adalah harga mati!" tegasnya.
Adapun, Jenderal Sigit memaknai kegiatan Kirab Merah Putih sebagai upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Ia juga berharap Kirab Merah Putih bisa menjadi tradisi penguatan semangat bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
"Semangat-semangat ini yang tentunya harus kita terus jaga. Kita kobarkan untuk mewujudkan tujuan nasional kita, mewujudkan visi misi Indonesia Emas di tahun 2045," ucapnya, dikutip dari laman setkab.go.id.
Persatuan dan kesatuan, kata Sigit, sangat diperlukan bagi bangsa untuk menghadapi segala macam bentuk tantangan ke depan.
Tantangan tersebut di antaranya pandemi covid-19 hingga dampak dari konflik Rusia-Ukraina yang juga turut dirasakan Indonesia saat ini.
"Saat ini kita juga dihadapi oleh berbagai macam masalah akibat perang Rusia dan Ukraina, yang kemudian memunculkan masalah krisis pangan dan energi, serta juga akan berdampak pada krisis ekonomi. Kita juga tentunya butuh kembali lagi mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan," tuturnya.
Adapun, pelepasan acara Kirab Merah Putih itu dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), serta anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Luthfi Bin Yahya. Kirab Merah Putih ini mengangkat tema 'Menciptakan Kesatuan Indonesia yang Harmoni'.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh elemen bangsa, mulai dari organisasi masyarakat, mahasiswa, hingga masyarakat umum. "Bersama-sama dengan Kapolri, bersama-sama dengan Habib Luthfi bin Yahya, dengan mengucap bismilillahirahmanirahim, pagi hari ini saya nyatakan Kirab Merah Putih diberangkatkan,” kata Jokowi, Minggu (28/8).
Habib Luthfi Bin Yahya pun memaknai pelaksanaan kegiatan ini untuk membangkitkan kembali rasa memiliki terhadap Tanah Air.
"Dengan adanya kirab pagi hari ini, kami siap menjaga tegaknya Merah Putih. Sampai kapan pun kita bertekad untuk menjaga NKRI harga mati,” kata Habib Luthfi. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti/Milani Resti)