Berita Video
Video Paryanto Tambal Ban Panggilan di Semarang Siaga Menolong 24 Jam
Tukang tambal ban panggilan itu tak hanya sekedar menambal ban, lebih dari itu,ia juga menambal rasa takut konsumen yang kebingungan.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: abduh imanulhaq
Pemilik motor sampai kebingungan karena sudah malam.
Ia lalu cari di google dapat nomor saya.
Kemudian saya garap sampai tuntas," ujarnya.
Ia mengaku, sehari mampu mendapatkan 10 orderan.
Kategori sepi sehari paling tidak ada tiga orderan.
Jam pesanan juga bermacam-macam biasanya sore, malam hingga dini hari.
Biasanya ketika tidak ada panggilan,ia akan membantu temannya di bengkel di daerah Jatingaleh sembari menunggu orderan.
"Namanya rezeki kalau datang satu datang semua. Sampai saya tolak karena harus menyelesaikan orderan yang sedang digarap.
Sewaktu sepi ya sepi tapi tiap hari pasti ada, hasil lumayan cukup untuk makan," terangnya.
Pekerjaannya tersebut selain berisiko di jalan ternyata Ia sebagai tukang tambal ban panggilan ternyata tidak lepas dari kejahilan orang tak bertanggung jawab.
Ia pernah kena prank oleh pemesan yang mengaku ban mobil Innovanya bocor di Simpang Lima.
Selepas menerima order itu, ia menuju ke lokasi pemesan.
Ternyata setiba di lokasi pemilik mobil itu sudah tidak ada.
"Saya lihat di maps mobil jalan ke arah barat. Saya telpon pemesan malah teriak selamat anda kena prank. sambil tertawa cekikikan," ujarnya.
Namun itu belum seberapa, pengalaman tukang tambal ban panggilan yang paling membuatnya takut adalah harus menjadi saksi atas kasus perkelahian.
Awalnya ia mendapatkan order menambal ban mobil di sebuah perumahan.
Sewaktu asyik menambal, ternyata pemilik mobil sudah cekcok dengan tetangganya yang berujung berkelahi.
Ia tidak dapat uang karena tidak mungkin meminta jasanya kepada orang yang masih bermasalah.
"Apes sudah ga bayaran ditarik polisi jadi saksi," kata pria mantan loper koran itu.
Ia pernah merasakan jayanya tukang tambal ban pangkalan.
bahkan sampai punya empat anak buah di empat pangakalan.
"Kalau ramai seperti dulu mending mangkal. Tapi mau gimana lagi semua sudah berubah," terangnya.
Ia pun mengaku, akan terus bekerja sebagai tukang tambal ban panggilan semampunya.
"Ya jalani sekuatnya karena pekerjaan ini harus berani capek," tandasnya sembari izin kepada Tribun untuk ke lokasi orderan berikutnya. (Iwn)