Alat Geolostrik Deteksi Sumber Air Kedalaman 80 Meter di Desa Jatingarang Sukoharjo

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Musim kemarau melahirkan bencana kekeringan hingga sebagain masyarakat kekurangan air bersih. Situasi ini juga terjadi di Kabupaten Sukoharjo saat kemarau melanda. 

Sejumlah desa di beberapa kecamatan menjadi langganan krisis air bersih saat kemarau kemarau panjang melanda. 

Tidak kecuali Desa Jatingarang Kecamatan Weru, Sukoharjo. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membebaskan masyarakat dari kekeringan. 

Baik dengan mengirimkan bantuan langsung air bersih menggunakan truk tangki, hingga membangun sumur dalam (bor) di daerah rawan kekeringan. 

Baru-baru ini, Jumat (2/9/2022), PT. SHA Anak Cabang Pertamina Surakarta mendeteksi sumber mata air menggunakan alat Geolistrik ADMT untuk membangun sumur bor di Dukuh Serut Rt 03/08, Desa Jatingarang Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.

Alat geolistrik berupa resistivity meter digunakan untuk mendeteksi keberadaan sumber air di dalam tanah. 

Hasilnya, ditemukan sumber air di kedalaman 70-80 meter dengan debit/volume air besar dan kualitas bagus.

Mayor Nurul Mutahar Pasi Komsos Sterem 074/Wrt mengatakan, penyelidikan dengan alat geolistrik ini langkah awal untuk memperoleh data di bawah permukaan tanah menyangkut struktur geologinya. 

"Informasi yang diperoleh dari penyelidikan geolistrik ini akan sangat membantu di dalam menentukan langkah untuk pelaksanaan pemboran selanjutnya,”katanya, Sabtu (3/9/2022).

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan di bawah permukaan tanah. 

Cara kerjanya adalah dengan menyuntikkan arus listrik ke dalam tanah untuk kemudian dibaca alat.

Temuan sumber air ini tentunya menjadi angin segar bagi warga setempat. Setelah sumur bor dibangun, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga sekitar.(*)