Berita Ungaran
Harga Sembako dan Bahan Pokok di Ungaran Stabil Meski Harga BBM Naik, Hanya Beras yang Naik Tipis
Sejumlah bahan pokok dan sembako di pasar Ungaran tak alami perubahan harga.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Sejumlah bahan pokok dan sembako di pasar tradisional Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terpantau tidak mengalami perubahan harga yang signifikan sejak kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022) lalu hingga sembilan hari kemudian pada Senin (12/9/2022) hari ini.
Dari penelusuran Tribunjateng.com ke dua pasar di Ungaran, yaitu Pasar Babadan dan Pasar Bandarjo, hampir semua atau sebagian besar harga bahan pangan terpantau stabil.
Menurut penuturan seorang pedagang di Pasar Bandarjo Ungaran, Umayah (40), hanya harga beras yang mengalami kenaikan, meskipun tipis.
“Kalau (beras) yang premium naiknya hanya Rp 200 sampai Rp 300, misalnya merek Sedap Wangi sekarang Rp 59 ribu (per lima kilogram).
Kalau yang premium juga seperti Berkat Tani juga naik tipis, sekarang Rp 55 ribu (per lima kilogram).

Justru yang kualitas di bawahnya, atau beras yang grade bawahnya, naiknya bisa sampai Rp 500, misalnya beras Delanggu,” ujar Umayah.
Lebih lanjut, Umayah menerangkan bahwa untuk harga bahan pangan sembako lain masih sama semenjak beberapa waktu lalu, bahkan sebelum kenaikan harga BBM.
Dikatakannya, untuk harga gula pasir masih seharga Rp 13 ribu per kilogram.
“Minyak goreng juga masih sama, kemasan botol per liternya Rp 14 ribu, minyak goreng kemasan Rp 13.500 dan minyak goreng curah Rp 12 ribu per liter.
Telur ayam malah turun jadi Rp 25.500 per kilogram, itu per hari ini, kemarin malah Rp 25 ribu,” lanjutnya.
Untuk jumlah pembeli atau pelanggannya, Umayah mengungkapkan bahwa kiosnya masih belum mengalami kekurangan pelanggan.
“Ya masih sama saja, karena pelanggan di tempat saya sudah biasa dan tahu harga-harga di kios saya termasuk yang terjangkau,” ujarnya.
Sementara itu, untuk harga bumbu dapur dan sayuran di pedagang lain, ditemukan bahwa sebagian besar harganya justru turun.
Menurut Munawaroh (60), harga cabai merah keriting yang dulu sempat memcapai Rp 80 ribu, kini hanya seharga Rp 40 ribu per kilogram.
“Kalau yang cabai galak Rp 35 ribu.
Bawang putih dan merah juga turun, antara Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kilogram,” katanya.
Untuk sayuran, lanjut Munawaroh, justru mengalami penurunan atau anjlok harga, terutama sayur bayam kiriman dari Kecamatan Bandungan itu yang hanya seharga Rp 1.000 per ikat.
Sedangkan sayuran lain seperti kangkung dan sawi berkisar antara Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per ikat.
Dari penelusuran di los daging, rata-rata daging ayam masih pada harga Rp 32 ribu sampai Rp 33 ribu.
Harga tersebut terbilang stabil lantaran sejak Agustus 2022 lalu harganya masih relatif sama.
Harga yang stabil juga ditemukan di Pasar Babadan, seorang pedagang, Rikah (50), mengungkapkan bahwa hanya beras yang mengalami kenaikan, sementara harga yang lain masih sama.
“Harga beras naiknya Rp 1.000, yang biasanya Rp 49 ribu sekarang jadi Rp 50 ribu per sak.
Malah yang tepung gandum ini naik, sekarang jadi Rp 10.000 per kilogram, padahal dulunya Rp 4.000,” katanya.
Sedangkan Maryati (60), pedagang sayur di Pasar Babadan mengatakan bahwa harga sayuran juga anjlok, bahkan harga tomat mencapai Rp 5 ribu per kilogramnya.
Menurutnya, kenaikan harga BBM tersebut masih belum berefek terhadap harga pangan.
“Karena ngirimnya juga dekat-dekat, sayur dan bumbu-bumbu ini dapatnya dari Jimbaran, Bandungan. Kecuali nanti jika pasokannya menipis sehingga terpaksa ambil dari luar daerah baru terasa efeknya karena menggunakan transportasi dengan jarak jauh.
Lagipula kenaikan BBM ini masih baru, kemungkinan nanti kalau sudah agak lama baru naik,” katanya. (*)