Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kelola Empat Unit Usaha Sekaligus Sembari Kuliah, Lydia Meleset dari Target Lulus 3,5 Tahun

Berwirausaha tak pernah menjadi cita-citanya Lydia Katarina, gadis asal Palembang.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berwirausaha tak pernah menjadi cita-citanya Lydia Katarina, gadis asal Palembang, Sumatera Selatan yang menempuh studi di Pendidikan Tata Kecantikan Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Semarang.

Ia justru berambisi bisa menyelesaikan pendidikannya dalam tempo 3,5 tahun.

"Sebagai mahasiswa ambis (ambisius, red), saya punya 3 target dalam hidup, pengen lulus cepet, trus studi lanjut atau kerja, dan menikah muda," ungkapnya pada Tribun Jateng, Rabu (14/9/2022).

Ternyata targetnya untuk lulus cepat urung namun ia justru bekerja untuk dirinya sendiri sebagai pemilik dari Lydia Beauty yang memiliki 4 unit usaha.

Lydia membuka usaha Lydia Beauty yang masing-masing mengelola tata rias, persewaan aksesoris pengantin, persewaan busana pengantin, dan salon.

Menurutnya, salon menjadi unit usaha terakhir yang ia dirikan namun dari unit usaha inilah ia mendapatkan hibah modal usaha total Rp 26 juta.

Hibah diperoleh dari Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora).

"Hibah modal usaha digunakan untuk pembelian modal, alhamdulillah untuk mengembangkan salon dengan membeli aset," tuturnya.

Hasil hibah tersebut diakuinya berkat ia memiliki usaha salon yang dibukanya pada 8 September 2020.

Suasana pelayanan dan perawatan Lydia Salon di Lantai 2 Gedung Kewirausahaan Universitas Negeri Semarang (KWU), buka setiap hari pukul 9.00-20.00 pada Rabu (14/9/2022).
Suasana pelayanan dan perawatan Lydia Salon di Lantai 2 Gedung Kewirausahaan Universitas Negeri Semarang (KWU), buka setiap hari pukul 9.00-20.00 pada Rabu (14/9/2022). (Tribun Jateng/Amanda Rizqyana)

Untuk bisa mendapatkan hibah harus memiliki usaha fisik dan pada 2021 setelah mengajukan proposal hibah, ia lolos menjadi penerima.

Putri pasangan Heri dan Ekotilarsih ini juga kerap mengikuti berbagai perlombaan make up.

Penghargaan yang diraihnya antara lain Assosiation of South East Asian Nation (ASEAN) Skill Competition, Competence Hair Stylist & Cutting.

Ia juga meraih Juara 2 Lomba Revlon Mobile Challenge 'Beauty in Motion' 2019.

Di tingkat kampus, Lydia juga pernah meraih Juara Mahasiswa Terbaik Angkatan 2017, Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Jurusan 2019, dan Mahasiswa Berprestasi Jurusan 2020.

"Untuk Lydia Salon, ada hair treatment dan body treatment harga mulai Rp 15 ribu," ujarnya.

Pelayanan yang disediakan Lydia Salon mulai dari cuci keramas, catok, blow, maupun keriting rambut, potong rambut, creambath, hairmask, smoothing sutera, mewarnai rambut, merapikan alis, facial, body massage and scrub, body massage, body lulur, refleksi, dan totok wajah.

Suasana pelayanan dan perawatan Lydia Salon di di Lantai 2 Gedung Kewirausahaan Universitas Negeri Semarang (KWU), buka setiap hari pukul 9.00-20.00 pada Rabu (14/9/2022).
Suasana pelayanan dan perawatan Lydia Salon di di Lantai 2 Gedung Kewirausahaan Universitas Negeri Semarang (KWU), buka setiap hari pukul 9.00-20.00 pada Rabu (14/9/2022). (Tribun Jateng/Amanda Rizqyana)

Lydia Salon berada di Lantai 2 Gedung Kewirausahaan Universitas Negeri Semarang (KWU), buka setiap hari pukul 9.00-20.00.

Konsumen yang datang kebanyakan merupakan mahasiswa yang ingin potong rambut hingga perawatan tubuh.

Konsumen diwajibkan menggunakan masker mulut selama di dalam ruangan salon, dilarang melepaskan masker selama perawatan, laki-laki dilarang masuk ke area salon, wajib menggunakan hand sanitizer di depan pintu sebelum dan sesudah perawatan, wajib disemprot desinfektan sebelum perawatan, wajib cek suhu tubuh, wajib menjaga jarak selama perawatan, disarankan menggunakan dompet digital, dan harus melepaskan sandal.

Gadis kelahiran 8 September 1999 mengelola sejumlah karyawan dari mahasiswa tanpa keterampilan di bidang kecantikan.

Ia mengakui dalam mengelola karyawan tanpa keterampilan lebih mudah karena menerima materi yang diajarkan.

"Saya mengelola karyawan dengan syarat 3 bulan pelatihan, setelah 6 bulan menjadi karyawan tetap, dan ada perjanjian hitam di atas putih," tambahnya.

Baginya, memiliki karyawan tidak hanya perihal mempekerjakan seseorang dan memberinya upah, namun juga bersinergi untuk bisa berkembang bersama.

Lydia mengaku tak takut karyawan yang sudah ia latih keterampilan akan memiliki usaha sejenis, karena baginya itu merupakan ilmu yang baik yang bisa ia tinggalkan.

Meski demikian, tekadnya untuk menerapkan disiplin dan komitmen kerja pada karyawan sudah dipastikan sejak awal ia merekrut karyawan.

"Di sini semua karyawan perempuan dan hampir semua mahasiswa, justru di luar mahasiswa tata kecantikan," imbuh Lydia.

Hingga kini ia tak menyangka usahanya terus berkembang pesat dari yang ia perkirakan.

Bahkan ia memindahkan unit usaha lainnya agar bisa tersentral di 1 lokasi yang bersebelahan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved