Berita Semarang
Kerjasama KONI Jateng dengan BPJS Ketenagakerjaan, 3 Atlet Terima Klaim di Rakerprov Jateng 2022
KONI Jateng gandeng BPJS Ketenagakerjaan sebagai partner dalam perlindungan atlet.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - KONI Jawa Tengah menggandeng BPJS Ketenagakerjaan sebagai partner dalam hal perlindungan pada atlet, pelatih, official, dan perangkat pertandingan.
Atlet PON Jawa Tengah cabang olahraga Tarung Derajat putri, Vinka Widyaningrum mengaku bersyukur mendapat klaim asuransi BPJS Ketenagakerjaan pasca mengalami cedera patah tulang di pergelangan tangan ketika tampil membela Jawa Tengah di PON Papua tahun lalu.
Vinka mendapatkan uang klaim senilai 40,6 juta rupiah. Penyerahan klaim BPJS Ketenagakerjaan ini dilakukan dalam Rakerprov KONI Jawa Tengah 2022 di Hotel Grand Candi Kota Semarang, Senin (19/9/2022).
Dalam kesempatan tersebut juga sekaligus penandatanganan nota kesepahaman antara KONI Jateng dengan BPJS Ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Ketua KONI Jateng, Bona Ventura Sulistiana dan Deputi BPJS Jateng dan DIY, Cahyaning Indriasari.
Selain Vinka, secara simbolis BPJS Ketenagakerjaan juga menyerahkan klaim kepada dua atlet lainnya, antara lain Ahmad Khairul Amin, atlet bola tangan dengan nilai klaim senilai 41 juta rupiah, dan atlet paralayang Elisa Samson Manueke senilai 108, 4 juta rupiah.
"Tentunya senang dengan kepedulian BPJS Ketenagakerjaan, cedera saat di PON ditanggung dari nol hingga sembuh," kata Vinka kepada awak media di sela acara Rakerprov.
Vinka menyebut, cedera patah tulang di pergelangan tangan tersebut membutuhkan waktu penyembuhan selama enma bulan.
"Mulai dari rontgen, operasi, biasa pasca operasi ditanggung BPJS Ketenagakerjaan. Sekarang sembuh total dari cedera di PON lalu," kata atlet asal Kudus kelahiran 12 April 2002 tersebut.
Adapun deputi BPJS Jateng dan DIY, Cahyaning Indriasari, menjelaskan BPJS Ketenagakerjaan hadir untuk memberikan perlindungan insan olahragawan.
BPJS ketenagakerjaan bekerja sama dengan KONI Jateng mendorong agar semua yang terlibat dalam dunia olah raga, atlet, pelatih, wasit, juri, dan lain-lain ikut program ini. Biaya iurannya Rp 16.800 per bulan.
"Perlindungan yang paling penting adalah kecelakaan kerja dan kematian. Karena atlet ini resikonya tinggi. Kalau tidak ada perlindungannya akan kurang maksimal penanganannya," ujarnya.
"BPJS Ketenagakerjaan melindungi para olahragawan mulai dari cidera sampai sembuh" jelas Cahyaning.
Pasca penandatanganan kesepahaman dengan KONI Jateng, diharapkan semua atlet di 35 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah bisa menerima BPJS, sebab saat ini belum semuanya tercover secara menyeluruh.
“Manfaatnya lebih banyak yang sekarang dibanding tahun lalu. Seperti beasiswa yang dulunya hanya satu orang diberi 12 juta rupiah. Sekarang untuk dua orang anaknya sampai perguruan tinggi. Jadi manfaatnya bertambah, kalau yang penyembuhannya tetap sampai sembuh dan bisa berlatih lagi,” kata Cahyaning.
Lebih lanjut, menurut Cahyaning, perlindungan yang paling penting adalah kecelakaan kerja dan kematian. Karena atlet ini resikonya tinggi.