Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Novelis dan Penyair asal Kudus Reyhan Tutup Usia, Sang Ahli Puasa Berpulang Memeluk Puisi

Novelis, penyair, sekaligus pegiat literasi Kabupaten Kudus, Reyhan, berpulang.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: sujarwo
Dokumen pribadi Reyhan M. Abdurrohman
Mendiang Reyhan M. Abdurrohman membacakan puisi persembahan untuk istri dan almarhumah ibu kandungnya dalam acara Ngunduh Mantu di Kudus, Minggu 24 Juli 2022. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Novelis, penyair, sekaligus pegiat literasi Kabupaten Kudus, Mohammad Abdurrohman atau lebih dikenal dengan Reyhan M. Abdurrohman, berpulang pada Sabtu 17 September 2022 lalu.

Pemuda kelahiran 18 Mei 1994 ini tutup usia setelah mengalami sakit.

Abdul Khamid, ayah Reyhan, mengatakan bahwa putra keduanya itu meninggal setelah beberapa hari sebelumnya menjalani operasi besar di RSUD Kudus.

"Dini hari tadi sempat dibantu alat pacu jantung. Kemudian sempat membaik kondisinya sebelum dinyatakan meninggal dunia," kata Abdul Khamid pada TribunMuria.com di kediamannya di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Sabtu 17 September 2022 malam.

Abdul Khamid mengatakan, dua tahun lalu putranya itu juga pernah menjalani operasi usus buntu.

Meski tak bisa menyembunyikan kesedihan, Abdul Khamid meyakini putranya berpulang dalam keadaan baik, husnul khotimah.

"Rohman (panggilan akrab Reyhan di keluarganya-red.) ahli puasa Senin-Kamis. Bahkan saat jadi pengantin baru dia juga masih menjaga puasanya," kata dia.

Reyhan memang belum lama menikah. 

Ia baru saja mempersunting sang pujaan hati, Khilma Oktaviana, pada Sabtu 23 Juli 2022 lalu.

Meski usia pernikahan putranya belum genap dua bulan, meski hatinya terguncang, Abdul Khamid menyadari ini adalah cobaan dan takdir Tuhan yang mesti ia terima.

Bagaimanapun, Abdul Khamid bangga atas pencapaian-pencapaian anaknya semasa hidup.

Ia punya pengalaman unik atas aktivitas Reyhan di dunia tulis-menulis.

"Saya awalnya tidak diberitahu waktu dia bikin nama pena Reyhan M. Abdurrohman. Saya tahunya ya anak saya Rohman. Sampai pernah ada tukang pos ke sini, putar balik karena saya merasa tidak ada yang bernama Reyhan di sini," kenang Abdul Khamid.

Setelah tahu anaknya memiliki nama pena, ia mulai terbiasa.

Mendiang Reyhan M. Abdurrohman bersama istrinya, Khilma Oktaviana.
Mendiang Reyhan M. Abdurrohman bersama istrinya, Khilma Oktaviana. (Dokumentasi pribadi Reyhan M. Abdurrohman)

Mohammad Abdurrohman memang menghasilkan banyak karya tulis menggunakan nama pena Reyhan M. Abdurrohman.

Di antaranya novel "Mendayung Impian" (2014), novel "Chiang Mai" (2019), dan kumpulan cerpen "Mawar Kertas untuk Mama" (2021).

Bahkan, khusus untuk momentum pernikahannya, Reyhan menerbitkan antologi puisi yang ia tulis bersama sejumlah kolega.

Buku puisi berjudul "Sesudah Lama Menunggu, Sesudah Lama Mencari" itu ia luncurkan pada acara Ngunduh Mantu di Kudus, Minggu 24 Juli 2022.

Dalam acara Ngunduh Mantu itu, dihelat pula parade pembacaan puisi oleh sejumlah penyair Kabupaten Kudus, di antaranya Tiyo Ardianto dan Mukti Sutarman Espe.

puisi itu bernama Khilma
yang padanya ada
binar mata bahagia
kembang senyum tulus
serupa siraman air di tanah tandus

puisi itu baru kutemu
sesudah lama menunggu
penyair yang akan membawa
membaca dan menjaga wibawa
bakujanji memupuk setia

Begitu bunyi dua bait awal puisi bertajuk "Puisi dan Penyair" yang sengaja digubah Reyhan untuk istri tercintanya.

"Buku puisi ini memang dikhususkan sebagai semacam seserahan untuk momen pernikahan saya, karena selama ini saya memang bergiat di bidang ini," kata Reyhan kepada penulis artikel obituari ini, Minggu 24 Juli 2022 malam lalu.

Pada momen Ngunduh Mantu, Reyhan juga membacakan puisi yang ia tulis sebagai persembahan untuk ibu kandungnya, Siti Maryam, yang wafat pada 16 Agustus 2018 lalu. Berikut puisi bertajuk "Berbincang dengan Ibu".

bu,
aku membawa kabar baru
perihal keinginan
yang telah lama kau tunggu
kini kupenuhi untukmu

bu,
ingin kukenalkan kau dengannya
dermaga tempatku bersandar
seusai melakukan pencarian
cerita baru pun akan mulai tersiar

bu,
andai kau masih di sini
kuingin kau jadi saksi
bahwa anakmu ini akan beristri
akan membawa kapalnya sendiri

bu,
restui aku
bersanding dengan pilihanku
berlayar ke tempat tuju

Kudus, 18 Mei 2022

Abdul Khamid, ayahanda mendiang Reyhan M. Abdurrohman saat ditemui TribunMuria.com di Kudus, Sabtu 17 September 2022 malam.
Abdul Khamid, ayahanda mendiang Reyhan M. Abdurrohman saat ditemui TribunMuria.com di Kudus, Sabtu 17 September 2022 malam. (TribunMuria.com/Mazka Hauzan Naufal)

Bersama puisi-puisi indah gubahannya, kini Reyhan benar-benar menyusul sang ibu, berlayar menuju Sang Pencipta yang mengaruniai Reyhan kemampuan mengolah kata-kata dan gairah untuk memeluk kata-kata, memeluk puisi.

Kepergian Reyhan disambut rasa kehilangan oleh kolega-koleganya sesama penulis.

Semasa hidup, Reyhan memang aktif di banyak komunitas kepenulisan.

Pemuda ini juga senantiasa terlibat dalam berbagai ajang literasi di Kudus, termasuk agenda Parade Puisi Mendedah Jumari, sebuah wahana untuk mengenang sastrawan asli Kudus, Jumari HS, yang wafat pada 10 Juni 2021 lalu.

Reyhan merupakan alumnus Kampus Fiksi Diva Press Yogyakarta. Ia juga bergiat di Kobimo (Kelas Online Bimbingan Menulis Novel). Ia bahkan juga aktif menularkan semangat gemar membaca dan menulis melalui organisasi di mana ia menjadi ketua, yakni Komunitas Fiksi Kudus (Kofiku).

Anggota Kofiku, Lina Purwanti, mengenang Reyhan sebagai pria baik yang sangat bersemangat dalam hal kepenulisan.

"Kak Rey selalu mengajak dalam kebaikan dan keseruan dalam menulis. Ada kelas atau festival apa pun, Kak Rey bakal ngajak teman-teman buat ikutan," kenang penulis novel Fake Boyfriend on Friday (2019) dan Pesan Cinta Tanpa Judul (2020) ini pada TribunMuria.com, Senin 19 September 2022.

Lina juga mengenal Reyhan sebagai pria yang tidak pelit berbagi masukan dan kritik tiap ia berkonsultasi soal karya.

"Walau kadang kritiknya pedas, aku percaya kritikan tersebut membuat tulisanku lebih baik," kata Lina.

Hal lain yang berkesan baginya ialah kebiasaan Reyhan untuk "barter karya" dengan rekan-rekan sesama penulis yang baru menerbitkan karya.

"Rasanya bakal beda kalau suatu saat nanti bakal nerbitin novel lagi tapi nggak bisa barteran lagi," ucap Lina

Kesan serupa juga dirasakan oleh novelis dan cerpenis asal Semarang, Utami Panca Dewi.

Ia mengenal Reyhan sebagai sosok penyemangat bagi rekan-rekannya.

"Rey di mata saya dan teman-temannya asalah sosok yang punya semangat tinggi. Ia suka menularkan semangat itu ke teman-temannya. Bahkan ketika pencernaannya bermasalah dan harus operasi, ia begitu optimistis menjalaninya," kata perempuan yang oleh Reyhan akrab disapa Yu Ut ini.

Penulis novel "Serpihan Masa Lalu" (2016) dan "Ibu: Ketika Surga itu Harus Pergi" (2018) ini bersaksi Reyhan tidak memiliki sifat buruk.

"Dia baik, ramah, optimistis, tak pernah marah. Mungkin karena alasan itu pula, Tuhan pun sangat menyayangi Rey, sehingga Rey cepat dipanggil pada saat usianya masih sangat muda," tandas Utami.

Senada, Zahratul Wahdati dari Komunitas Kobimo mengenang Reyhan sebagai sosok penolong yang suka memotivasi.

"Capek kerja pun Kak Rey mau dengar curhatan, sering memotivasi. Dia sebenarnya nggak suka dipanggil Kak sama aku karena kami seumuran. Tapi sikap dan perlakuannya memang seperti kakak. Dia yang membuat aku tumbuh jadi aku yang sekarang," ucap perempuan asal Pemalang yang akrab disapa Ara ini.

Ketika mendengar kabar kepergian Reyhan, penulis buku Dongeng Asyik Ninabobo (2019) ini langsung teringat percakapan via aplikasi perpesanan daring yang membahas pernikahan Reyhan dengan Khilma Oktaviana.

"Dia begitu bahagia mau nikah. Kata dia dengan antusias banget, 'Nikahku satsetsatset banget, Ra. Nggak nyangka.'," kenang Ara.

Di beranda Facebook Reyhan M. Abdurrohman, puluhan teman-temannya yang didominasi para penulis dan pegiat literasi menuliskan obituari singkat dan melangitkan doa untuknya.

Selamat berpulang, Reyhan. Dengan memeluk prosa dan puisi karyamu, pulanglah pada Tuhan YangMahakuasa, Sang Empunya Kata-Kata. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved