Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Jembatan Sasak Jadi Alternatif Selama Penutupan Jembatan Mojo, Pengelola Raup Rp 5 Juta Sehari

Jembatan Sasak di Kampung Sewu Solo jadi salah satu rute favorit oleh pengguna motor.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Muhammad Sholekan
Suasana jalur alternatif selama penutupan Jembatan Mojo selama dua bulan ke depan, Selasa (27/9/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Jembatan Sasak yang berada di Kampung Sewu, Jebres, Solo menjadi salah satu rute favorit digunakan oleh pengguna sepeda dan sepeda motor selama masa penutupan Jembatan Mojo.

Jembatan yang menghubungkan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan Kampung Sewu, Jebres, Solo ataupun sebaliknya dinilai oleh pengendara sebagai jalur tersingkat menuju lokasi tujuan. 

Ribuan orang pun sejak hari Senin (26/9/2022) kemarin mengantre untuk untuk menggunakan jembatan bambu dengan panjang 70 meter itu.

Para pengendara yang melintas dikenakan tarif sebesar Rp 2.000 dalam sekali menyebrang oleh pihak pengelola.

Mereka juga tidak diperkenankan untuk berboncengan saat menyeberang demi menjaga keselematan.

Suasana jalur alternatif selama penutupan Jembatan Mojo selama dua bulan ke depan, Selasa (27/9/2022).
Suasana jalur alternatif selama penutupan Jembatan Mojo selama dua bulan ke depan, Selasa (27/9/2022). (Tribun Jateng/Muhammad Sholekan)

Pembuat Jembatan Sasak, Sugiono alias Bagong mengatakan, dalam sehari melayani para pengendara endapatkan pemasukan hingga Rp 5 juta.

Uang pemasukan tersebut digunakan untuk menggaji kru yang terlibat serta untuk biaya operasional. 

"Ndak ada (10 juta), 5 juta ke bawah ya kotor itu. Belum gaji karyawan, 1 karyawan itu saya gaji mau ga mau paling 1 orang 100 rb. Jaga 1 hari non stop," ucapnya, Selasa (27/9/2022).

Bagong menjelaskan, dalam melayani para pengendara, dirinya dibantu oleh 30 orang kru yang terbagi mendaji dua shift.

Pada shift siang dijaga oleh 20 orang sedangakan pada shift malam dijaga oleh 10 orang.

"Kalau siang dijaga 20 orang, kalau  malam lain lagi saya kasih 10 orang tim saya sendiri. Jadi memang dijaga 24 jam, pengawasan ketat, saya juga ikut mantau," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo menuturkan, Jembatan Sasak bukan menjadi jalur alternatif yang ditentukan karena berpotensi rawan keselamatan.

"Secara kerawanan itu potensi rawan keselamatan, karena di atas drum, goyangan terasa, terakhir di ujung sangat menanjak," terangnya.

Ari berharap, jembatan tersebut tidak menjadi jalur alternatif, agar tidak terjadi kejadian yang tak diinginkan.

"Nanti kami evaluasi. Harapan kami itu tidak jadi alternatif, nanti kita evaluasi, agar tidak terjadi kejadian yang tak diinginkan," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved