Ekonomi Bisnis
Aptrindo Usul Truk Usia 20 Tahun ke Atas Dimusnahkan, Ini Alasannya
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengusulkan agar truk yang usianya di atas 20 tahun dimusnahkan.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengusulkan agar truk yang usianya di atas 20 tahun dimusnahkan.
Dikatakan Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan, hal itu guna menjaga persaingan usaha transportasi tetap sehat.
"Truk dengan beban yang berat di tol tinggi membahayakan pengusahanya dan orang lain.
Baca juga: Menhub Minta Penerbangan di Bandara Ngloram Blora Dibuka Kembali, Minimal Tiga Kali Seminggu
Baca juga: Wakil Wali Kota Semarang Minta Hotel yang Ada Berkolaborasi dengan Pelaku UMKM
Baca juga: Mohon Perbaiki Lampu Penerangan Jalan Umum di Sumurrejo
Truk di atas 20 tahun tidak boleh lagi masuk pelabuhan, itu rencana kami kedepan supaya bersaing dengan sehat," kata Gemilang Tarigan di sela kegiatan Musyawarah Cabang (Muscab) 2022 DPC Aptrindo Tanjung Emas Semarang di Grand Candi Hotel, Kamis (29/9/2022).
Gemilang lebih lanjut mengatakan, angkutan barang sendiri telah menjadi urat nadi perdagangan nasional.
Namun, kata dia, sejauh ini standar baku terkait dalam melakukan kegiatan transportasi tersebut masih tidak jelas.
Hal itu membuat pihaknya dilema.
"Jadi memang di sini dilemanya, kita dihadapkan dengan persaingan yang rimbanya tidak jelas.
Sekarang yang punya uang, setiap saat bisa membeli sehingga demikian persaingan menjadi tidak jelas," lanjut Gemilang.
Ia juga menilai, persaingan tidak sehat ini juga tanpa disadari bahkan juga muncul dari para pengusaha truk sendiri.
"Undang-undang nomor 22 (tahun 2009) membuat truk ini asal ada kir-nya, biar umurnya 50 tahun bisa masuk pelabuhan.
Ini akan merugikan karena di situ akan terjadi persaingan tidak sehat.
Truk yang harga Rp 50 juta harus bersaing dengan truk harga 1,5 miliar, ini persaingan tidak sehat.
Karena, pengusaha yang rajin melakukan peremajaan armadanya, (justru) menciptakan persaingannya karena bekasnya dijual, kemudian diusahakan oleh orang lain.
Maka persaingan itu diciptakan kita juga," ujarnya.