Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kerusuhan di Kanjuruhan Malang

Cerita Tragedi Kanjuruhan Versi Penonton: Suporter Berkaparan, Tangisan Wanita, Makian dan Amarah

Cerita Tragedi Kanjuruhan Versi Penonton: Suporter Berkaparan, Tangisan Wanita, Makian dan Amarah

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
(SURYAMALANG.COM/Purwanto)
Cerita Tragedi Kanjuruhan Versi Penonton: Suporter Berkaparan, Tangisan Wanita, Makian dan Amarah 

Cerita Tragedi Kanjuruhan Versi Penonton: Suporter Berkaparan, Tangisan Wanita, Makian dan Amarah

TRIBUNJATENG.COM - Kronologi kerusuhan diceritakan oleh suporter Arema FC yang menonton langsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Melalui media sosial Twitter, akun bernama @RezqiWahyu_05 mengutarakan apa yang dirasakannya saat berada di stadion seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

"Assalamualaikum sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya."

Aremania membopong korban kericuhan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Aremania membopong korban kericuhan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Baca juga: Hati Javier Roca Remuk Melihat Suporter Meninggal Dipelukan Pemain Arema: Saya Hancur Secara Mental

Baca juga: Timnas Futsal Melaju ke Perempat Final Piala Asia Futsal 2022, Lolos ke Piala Dunia?

Baca juga: Keluarga Suporter Arema FC Menangis Histeris Temukan Foto Korban Meninggal di RSSA Malang

Baca juga: Jadwal PSIS Semarang Vs Bhayangkara FC Liga 1 2022 Diundur karena Kerusuhan Arema Vs Persebaya

"Yang kedua syukur alhamdulillah, saya diberi keselamatan sampai di rumah dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi di sini," kicau @RezqiWahyu_05, Minggu (2/10/2022).

Hingga berita ini diterbitkan unggahan @RezqiWahyu_05 telah mendapat ratusan ribu respon dari netizen.

Saat memasuki stadion, Rezqi Wahyu mengaku semua berjalan kondusif dan sewajarnya.

Para pemain melakukan pemanasan dan beberapa suporter Arema FC melakukan psywar ke pemain Persebaya Surabaya.

"Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun."

"Yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya," ungkap Rezqi.

Saat jeda babak pertama, Rezqi melihat ada sekitar dua sampai tiga kali kericuhan kecil di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.

Babak kedua berlanjut dan tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3, skor 2-3 untuk keunggulan Persebaya.

Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.

"Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai suporter menontonnya," kata Rezqi.

Bek Arema FC Sergio Silva adu mulut dengan bek Persebaya Surabaya Leo Lelis di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Bek Arema FC Sergio Silva adu mulut dengan bek Persebaya Surabaya Leo Lelis di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Hingga peluit akhir dibunyikan, Arema FC tidak bisa menambah gol dan harus menerima kekalahan.

Awal Tragedi Dimulai

Peluit akhir yang menandakan kekalahan Arema FC atas Persebaya menjadi awal tragedi.

Rezqi menyebut, setelah peluit akhir dibunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa.

Pelatih Arema dan manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter.

"Di sisi lain, ada satu orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa (pemain Arema FC), terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," ungkap Rezqi.

Kemudian, Rezqi menyebut ada lagi beberapa oknum suporter yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.

"Terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut."

"Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain," sambungnya.

Banyak Lemparan ke Arah Lapangan

Lebih lanjut, Rezqi menceritakan masuknya sejumlah suporter diikuti dengan lemparan berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suporter yang semakin tidak terkendali.

Lalu para pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.

Setelah pemain masuk, Rezqi melihat suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.

"Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung (dipukul) dengan tongkat panjang, satu suporter dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," ungkap Rezqi.

Suasana saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Suasana saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. (AP/Yudha Prabowo)

Tapi saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat.

"Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter yang ada di lapangan."

"Silih berganti suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara," ujarnya.

Akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah suporter.

"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata."

"Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10," ungkapnya.

Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun.

Mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata.

"Banyak ibu-ibu, wanita-wanita, orang tua dan anak-anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion."

"Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet."

Lanjut Rezqi, di dalam stadion para suporter sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah.

Sedangkan untuk keluar stadion pun tidak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar.

"Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata."

Kemudian sekitar pukul 22.30 WIB atau sekira 30 menit setelah laga usai, Rezqi melihat masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung suporter di dalam stadion dengan puluhan gas air mata.

"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan."

"Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi dan bambu berterbangan," ungkap Rezqi.

Titik Terendah Menjadi Suporter Arema

Rezqi mengungkapkan kejadian mengerikan 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan adalah titik terendahnya sebagai Aremania dan pecinta sepakbola.

"Dan selama saya jadi suporter Arema. Saya dikenalkan Arema oleh orangtua saya saat tahun 2007 hingga saat ini."

"Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter."

"Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini," ungkap Rezqi.

Rezqi menegaskan, apa yang ia sampaikan adalah apa yang ia lihat dan alami sendiri.

"Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, di sini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi."

"Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini."

"Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepakbola," pungkas Rezqi.

(FSN/Wahyu Gilang Putranto)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved