Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mengintip Sejarah Kelam Kampung Batik Semarang, Masih Tersimpan Daun Pintu Bekas Diberondong Peluru

Mulai saat itu Kampung Batik Semarang dikunjungi wisatawan dari berbagai belahan dunia, wisatawan lokal juga selalu meramaikan kampung ini.

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Dua pengunjung sedang berfoto di gang Kampung Batik Semarang, Rabu (5/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejarah panjang menyelimuti Kampung Batik Semarang.

Pada 17 Oktober 1945, sekira 200 rumah di kampung tersebut dibakar tentara Jepang.

Tak hanya itu, peluru tajam juga memberondong permukiman yang ada di Jalan Batik Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur itu.

Kala itu, pertempuran tentara Jepang dan warga Kota Semarang tak bisa dihindari.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Beruntun di Candisari Semarang, Begini Kondisi Korban

Peristiwa tersebut tercatat dalam sejarah sebagai Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Pertempuran itu selesai pada 18 Oktober 1945, dimana warga Kota Semarang berhasil memukul mundur pasukan Jepang.

Meski sudah 77 tahun berlalu, namun bekas keberingasan militer asing saat Republik Indonesia mempertahankan kemerdekaan, masih tersimpan di Kampung Batik Semarang.

Seperti daun pintu yang ditunjukkan oleh Christina Riyastuti (52), satu di antara warga Kampung Batik.

Daun pintu dari kayu jati itu, disimpan oleh Christina di dalam galeri kain batik yang ia tempati.

Kondisi daun pintu tersebut masih utuh, namun, lubang besar nampak menghiasi bagian tengah atas daun pintu tersebut.

"Lubang tersebut bekas peluru dari  senapan tentara Jepang, saat terjadi Pertempuran Lima Hari di Semarang," katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (5/10/2022).

Dia menjelaskan, daun pintu tersebut dahulunya terpasang di rumah kakeknya yang ada di Kampung Batik Semarang.

Baca juga: Tukang Cukur Rambut Semarang Ditemukan Tewas di Lapak, Warga Curiga Saat Lihat Tanaman Layu

"Kalau dari penuturan kakek dan orangtua saya, saat itu terdengar suara senapan."

"Suara itu terdengar tak ada hentinya, tiba-tiba peluru menembus rumah kakek saya," ucapnya.

Dituturkannya, sang kakek dan ibunya hanya bisa bersembunyi di dalam rumah di tengah brondongan senapan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved