Berita Semarang
Mengintip Sejarah Kelam Kampung Batik Semarang, Masih Tersimpan Daun Pintu Bekas Diberondong Peluru
Mulai saat itu Kampung Batik Semarang dikunjungi wisatawan dari berbagai belahan dunia, wisatawan lokal juga selalu meramaikan kampung ini.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
"Mereka ketakutan, namun tak bisa apa-apa."
"Jadi hanya bisa bersembunyi di dalam rumah," katanya.
Wanita ramah berambut panjang itu juga mengatakan, banyak rumah di Kampung Batik Semarang dibakar oleh tentara Jepang.
"Untuk memadam api, masyarakat memanfaatkan air sumur yang ada di tengah permukiman."
"Itu sumurnya ada di pojok, tak jauh dari sini," jelasnya.
Beda dulu, beda sekarang, menurut Christina, Kampung Batik Semarang kini jadi sorotan dunia.
Baca juga: Penjual Ayam Pasar Peterongan Semarang Ditemukan Tewas di Kios dalam Kondisi Dikerubung Semut
Terutama saat batik kembali digaungkan oleh Pemerintah Indonesia dan mendapatkan pengakuan oleh UNESCO pada 2009, sebagai warisan dunia dari Indonesia.
"Mulai saat itu Kampung Batik Semarang dikunjungi wisatawan dari berbagai belahan dunia, wisatawan lokal juga selalu meramaikan kampung ini," jelas Christina.
Dia menerangkan, pada 2004 tidak ada kegiatan apapun di Kampung Batik Semarang, namun pada 2005 warga mulai memproduksi batik lagi.
"Hal itu membuat Kampung Batik Semarang bangkit dari keterpurukan dan mulai dilirik wisatawan," paparnya.
Inovasi, karya seni hingga kegiatan di Kampung Batik Semarang, dikatakan Christina juga mulai dikembangkan.
"Penataan kampung dan hiasan terus dibuat, pada 2016 mural mulai dibuat oleh warga untuk menambah daya tarik bagi pengunjung," ucapnya.
Dukungan dari pemerintah melalui berbagai kegiatan, menurutnya sangat luar biasa, hal itu membuat Kampung Batik Semarang semakin dikenal banyak orang.
Baca juga: Kampung Batik Surga Tersembunyi di Tengah Kota Semarang, Hendi : Dulu Pernah Dibakar Tentara Jepang
"Kampung Batik Semarang semakin hidup, penjual sovenir dan kain batik juga terbantu, alhasil perekonomian masyarakat terangkat," ucapnya.
Christina menambahkan, agenda tahunan yang digelar di Kampung Batik Semarang adalah tradisi titiran.