Berita Slawi
Soft Launching Museum Situs Semedo Kab Tegal Resmi Digelar, Sudah Dibuka untuk Umum dan Masih Gratis
Setelah sempat tertunda karena pandemi Covid-19, akhirnya Museum Situs Semedo di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Setelah sempat tertunda karena pandemi Covid-19, akhirnya Museum Situs Semedo di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, resmi dilakukan soft launching dan mulai dibuka untuk masyarakat umum, Rabu (12/10/2022).
Pelaksanaan soft Launching museum situs bersejarah ini, dihadiri langsung oleh Bupati Tegal, Umi Azizah, Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemdikbudristek, Irini Dewi Wanti, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Fakih, dan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, yang menyaksikan secara daring.
Adapun launching kali ini tidak hanya di Museum Situs Semedo saja, tapi juga bersamaan dengan dua museum lainnya yaitu Museum Batik Indonesia yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Museum Song Terus di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Saat memberikan sambutan, Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemdikbudristek, Irini Dewi Wanti, menjelaskan Museum Situs Semedo terletak di lereng jajaran Pegunungan Serayu tepatnya di ujung Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.
Penemuan sisa manusia purba, fosil flora fauna, dan berbagai artefak batu, serta artefak tulang pada Kawasan Cagar Budaya Semedo, mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan, untuk membangun sarana pelestarian cagar budaya, sarana edukasi, dan rekreasi bagi masyarakat dalam bentuk sebuah museum.
Bangunan Museum Semedo dilengkapi dengan landmark berupa monumen gading, patung gajah purba jenis Stegodon, dan penggambaran evolusi manusia purba, sebagai ikon dari Kawasan Cagar Budaya Semedo.
Museum Semedo, didirikan untuk melestarikan tinggalan kehidupan manusia purba, mempublikasikan hasil penelitian, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai penting Semedo, sebagai salah satu situs arkeologi dan situs manusia purba terkemuka.

Museum Semedo menyajikan koleksi temuan spesimen Semedo 1, artefak tinggalan manusia purba jenis Homo erectus, serta berbagai jenis fosil fauna purba, sebagai bukti kehidupan pada kala Pleistosen di Semedo.
"Museum Situs Semedo mulai dibangun sejak tahun 2015 lalu, diatas lahan seluas 9.987 meter persegi. Saya mengajak masyarakat seluas-luasnya, instansi pemerintah, komunitas, dan sekolah untuk berpartisipasi, berkegiatan di museum ini," jelas Irini, pada Tribunjateng.com, Rabu (12/10/2022).
Irini menyebut, setelah soft launching berlangsung, maka Museum Situs Semedo sudah membuka layanan dan masyarakat umum bisa berkunjung ke museum.
Karena untuk harga tiket masuk masih dalam proses pembahasan dan belum ditentukan berapanya, jadi sementara ini belum dikenai biaya alias gratis (Free).
"Museum Situs Semedo sudah dibuka untuk umum, masyarakat siapa saja boleh berkunjung. Sementara belum ada tiket masuk, jadi masih free alias gratis," katanya.
Terkait pelayanan, Irini menegaskan jika pihaknya sudah siap memberikan layanan kepada masyarakat yang ingin ke Museum Semedo.
Meskipun kedepannya masih akan dilakukan pembenahan, termasuk ada beberapa koleksi situs yang harus dilengkapi supaya display tidak kosong.
Sementara untuk jumlah pengunjung sendiri, Irini menyebut tidak ada pembatasan, tapi lebih melakukan pengaturan supaya tidak terjadi kerumunan atau penumpukan pengunjung.
Sehingga bagi siapapun yang ingin berkunjung ke Museum Situs Semedo, maka harus reservasi atau konfirmasi ke pengelola, untuk nantinya dilakukan pengaturan kunjungan.
"Jam operasional Museum Situs Semedo, dibuka mulai pukul 08.30 WIB - 16.00 WIB dan buka setiap hari kecuali hari Senin," ujarnya.
Masih di lokasi yang sama, Bupati Tegal, Umi Azizah, mengungkapkan bahwa dilaunching nya Museum Situs Semedo ini sudah lama ditunggu dan dinantikan, baik oleh Pemkab Tegal maupun masyarakat Kabupaten Tegal, khususnya warga Desa Semedo.
Sehingga disini, Umi mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kemdikbudristek dan unsur terkait lainnya yang sudah melaksanakan soft launching ini.
"Launchingnya Museum Situs Semedo sudah lama dinantikan, terutama bagi warga Desa Semedo yang sudah sangat menanti. Karena keberadaan museum ini, tentunya akan berdampak positif bagi kemakmuran masyarakat yang bisa memanfaatkan untuk perputaran ekonomi," ungkap Umi.
Tidak lupa, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini, juga mengajak semua masyarakat Kabupaten Tegal, terutama dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) yang memiliki banyak lembaga mulai pra sekolah sampai SMP, untuk memanfaatkan Museum Situs Semedo sebagai media belajar, disamping sarana rekreasi.
Umi, juga mengajak seluruh warga Semedo bisa menjaga kelestarian lingkungan hidup, menghijaukan kawasan hutan, menata kampungnya untuk menciptakan desa sadar wisata.
"Saya titip pesan untuk warga Semedo, supaya menata kampung ini bisa dengan penghijauan menggunakan pohon peneduh, membuat taman bunga di depan rumah, menjaga rumah-rumah kayunya sebagai keunikan atau kekhasan Semedo, hingga menjaga kebersihannya," pesan Umi.
Sedangkan ditanya mengenai pengelolaan, Umi menuturkan jika sementara ditangani oleh pemerintah pusat.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Fakih, menambahkan karena Museum Situs Semedo dijadikan sebagai tempat wisata, maka harus memperhatikan tiga syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, amenitas yang kaitannya mengenai edukasi masyarakat sekitar Museum Situs Semedo.
Edukasi disini, bagaimana supaya masyarakat paham Museum Semedo itu apa, fungsinya apa, kenapa penting, dan lain-lain.
Selain itu, mengantisipasi ada pengunjung yang mungkin datang dari jauh dan sampai berhari-hari, maka perlu adanya pembinaan pemanfaatan rumah warga menjadi homestay, penginapan, atau sejenisnya.
Kedua, Aksesibilitas kaitannya mengenai akses jalan yang perlu diperhatikan.
Apakah jalanan rusak atau sudah mulus, mudah dijangkau atau tidak, akses dari jalan tol bagaimana, dan lain sebagainya.
Inilah yang juga perlu dipikirkan termasuk penunjuk jalan menuju Museum.
Ketiga, Atraksi yaitu sering mengadakan acara, tidak hanya yang formal saja, tapi penampilan lain yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berekspresi.
Atraksi apa saja yang menarik bisa dilakukan, termasuk menampilkan budaya khas Tegalan, tarian atau lainnya sehingga menambah kesan menarik.
"Mudah-mudahan tiga hal tadi yang sudah saya sebutkan mengenai Amenitas, Aksesibilitas, dan Atraksi bisa diwujudkan atau terpenuhi. Sehingga insyaallah bisa memberikan keberkahan untuk semuanya," imbuh Fikri. (dta)
Baca juga: Satgas Ops Zebra Candi Polres Blora Bagikan Helm dan Sembako di Simpang 4 Biandono
Baca juga: Pj Bupati Pati Henggar Resmikan Pembangunan Masjid Baznas di Purworejo
Baca juga: Brisia Jodie Minta Maaf ke Marion Jola: Aku Lagi Ngejalanin Karmanya, Makasih Udah Peluk
Baca juga: Kisah Perjuangan Pengidap Bipolar untuk Bisa Hidup Normal dan Diterima Lingkungan Sekitar