Berita Kabupaten Tegal
Harapan Dakri Penemu Fosil Manusia Purba Usai Museum Situs Semedo Dibuka: Ladang Ilmu Generasi Muda
Dakri, pria berusia 65 tahun ini, merupakan penemu fosil tengkorak manusia purba di Desa Semedo tepatnya pada Mei 2011 silam
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Jika membahas mengenai Museum Situs Semedo, di Desa Semedo, Kacamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, maka tidak bisa jauh dari sosok bernama Dakri.
Pria berusia 65 tahun ini, merupakan penemu fosil tengkorak manusia purba di Desa Semedo tepatnya pada Mei 2011 silam.
Karena adanya temuan fosil tengkorak manusia purba inilah, berdiri Museum Situs Semedo yang Rabu (12/10/2022) kemarin sudah resmi dibuka untuk masyarakat umum.

Hadir pada acara soft launching tersebut, Dakri, mengaku senang, bahagia, bangga karena Museum Situs Semedo akhirnya dibuka untuk umum dan bisa dilihat oleh khalayak luas.
Ia pun berharap, adanya Museum Situs bersejarah ini, bisa menjadi ladang pengetahuan, ilmu, bagi generasi muda penerus bangsa, bahwa ada sisa-sisa kehidupan di masa lalu dan lokasinya ada di Kabupaten Tegal.
Baca juga: Isi Cerita Putri Candrawathi Saat Telepon Suami dari Magelang Sambil Nangis, Ferdy Sambo Marah
Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Situs Semedo di Kedungbanteng Kabupaten Tegal: Koleksi Tengkorak Manusia
"Harapan saya setelah Museum Situs Semedo dibuka untuk umum, bisa menjadi ladang ilmu, pengetahuan generasi muda di Indonesia.
Mereka bisa memahami apa saja yang pernah hidup di masa lalu, sebelum adanya kehidupan manusia khususnya di Semedo ini," harap Dakri, pada Tribunjateng.com.
Adapun temuan-temuan kehidupan di masa lalu, dikatakan Dakri, seperti binatang purba gajah yang ada beberapa jenis.
Bahkan Dakri menyebut, koleksi temuan binatang purba yang ada di Museum Situs Semedo lebih lengkap dibandingkan museum lainnya.
Terutama untuk jenis fauna darat, fauna laut, dan lain-lain.
"Di sini juga ada gigi ikan hiu purba, karang laut, terumbu karang, dan masih banyak lagi. Koleksi temuan fosil purba di rumah saya juga masih ada," ungkapnya.
Fosil atau temuan benda purba masih ada di rumah Dakri, dan diletakkan di tempat seperti gazebo.
Hal ini, untuk menjangkau masyarakat atau pengunjung yang penasaran dengan sejarah dibalik penemuan benda purba selain yang ada di museum.
Sehingga, bagi yang masih penasaran dan ingin mengetahui sejarah lebih lengkap dan jelas, maka bisa langsung datang atau mengunjungi rumah Dakri.
Karena lokasi rumah Dakri tidak terlalu jauh dari Museum Situs Semedo.
"Ya semisal ada pengunjung yang ingin tahu cerita detail sejarah Semedo ini ke saya, ya bisa langsung datang ke rumah. Makannya di rumah saya juga masih ada beberapa koleksi benda-benda atau fosil purba," katanya.

Cerita awal penemuan fosil purba di Desa Semedo:
Tepatnya di bulan Mei tahun 2011, Dakri menemukan fragmen tengkorak Homo erectus.
Temuan tersebut kemudian diteliti oleh BPSMP Sangiran, dan dinyatakan bahwa pecahan atap tengkorak bagian belakang itu, adalah fosil manusia purba dari awal Kala Pleosten Tengah sekitar 700.000 tahun lalu yang kemudian dinamai Semedo 1.
Tak hanya temuan fosil Homo erectus, Dakri juga menemukan ribuan fosil lainnya seperti fosil tulang rahang bawah, dan gigi geligi primata besar sejenis Gigantopithecus atau kingkong.
Selain itu, alat-alat di zaman batu tua atau paleolitikum seperti kapak genggam, kapak penetak, kapak perimbas dan alat serpih, hingga alat serut berbahan batu koral kersikan.
Tak ketinggalan, temuan fosil fauna ordo Proboscidea atau mamalia berbelalai seperti Stegodon trigonocephalus, Stegodon pygmy semedoensis, Stegodon hypsilopus, Elephas planifrons, dan Elephas hysudricus. (dta)