Launching Gema Bang Jamet
Targetkan 100 Persen ODF, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat Siap Tracking Langsung ke Warga
Launching Gema Bang Jamet dan Penggalangan Komitmen Tingkat Kabupaten Wonosobo.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: sujarwo
Peta BABS di Kabupaten Wonosobo pada semester 1 tahun 2022, di Kabupaten Wonosobo menunjukkan masih terdapat 73.421 keluarga yang melakukan praktik BABS.
Hal demikian merupakan 30 persen dari jumlah total keluarga, sedangkan 50 persen dari keluarga BABS tersebut ditengarai tergolong BABS terselubung.
Dimana sebenarnya mereka punya kemampuan untuk membangun jamban lengkap dengan septik tank tetapi tidak bersedia melakukannya.
Sedangkan 50 persen lainnya tergolong kelompok BABS terbuka yang secara dominan disebabkan perilaku yang tidak sehat.
Hingga saat ini baru 3 kecamatan yang telah ODF di Kabupaten Wonosobo yaitu Kecamatan Kaliwiro, Leksono dan Sukoharjo.
Di samping itu baru 93 desa/kelurahan dari 265 yang telah ODF, baru 12 desa yang dinyatakan telah menjalankan STBM secara lengkap yaitu 5 pilar STBM.
Kecamatan Watumalang menjadi salah satu kecamatan yang siap untuk di Deklarasikan ODF di tahun 2022 ini.
Sementara 5 kecamatan yang sangat berpeluang untuk di Deklarasikan di tahun 2023 yaitu Wadaslintang, Kalibawang, Selomerto, Garung dan Wonosobo.

Sedangkan kecamatan lainnya terutama Kertek harus berupaya lebih keras mendorong desa dan kelurahannya menuju ODF.
"Untuk itu saya minta kepada para Camat yang belum mendeklarasikan ODF pada kesempatan hari ini juga menyatakan komitmennya untuk meng-ODF-kan desa dan kelurahan di wilayahnya dengan menandatangani Pernyataan Komitmen ODF," jelas Bupati.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dr. Riyatno, sesuai dengan target yang ditentukan bahwa ODF di Jawa Tengah adalah pada tahun 2024.
Sehingga dengan demikian semua Kabupaten-Kota diminta untuk mendeklarasikan ODF Kabupatennya di tahun 2023 termasuk Kabupaten Wonosobo.
"Penyebabnya, sebenarnya 50 persen diantaranya punya kemampuan untuk membangun jamban yang sehat tetapi yang bersangkutan belum sepenuhnya bersedia. Kemudian masyarakat miskin yang tidak memiliki kemampuan tapi sebetulnya mereka punya kemauan," jelasnya kepada Tribunjateng.com.
Dengan demikian bersama stakeholder di Kabupaten Wonosobo akan bersama melakukan koordinasi untuk merubah perilaku masyarakat yang masih melakukan BABS.
"Yang terpenting adalah mengubah perilaku atau mindset, agar mereka mau untuk bekerjasama untuk mensukseskan kegiatan ini. Mengingat jamban sehat tidak hanya menjaga kesehatan pribadi tapi juga kesehatan lingkungan masyarakat," tuturnya.