Kerusuhan Suporter di Malang
Netizen Sebut Ngelawak, TPF Aremania Anggap Suporter Turun ke Lapangan Merupakan Tradisi
Netizen menanggapi pernyataan TPF (Tim Pencari Fakta) Aremania soal suporter turun ke lapangan merupakan sebuah tradisi.
TRIBUNJATENG.COM - Netizen menanggapi pernyataan TPF (Tim Pencari Fakta) Aremania soal suporter turun ke lapangan merupakan sebuah tradisi.
Netizen pun merasa aneh dengan pernyataan TPF Aremania tersebut.
Bahkan pernyataan tersebut dianggap sebuah lawakan, "Lawak bener sumpah," kata seorang netizen di media sosial.
"Kocak," kata netizen lain.
"Pasal 1, suporter tidak pernah salah. Pasal 2, jika suporter salah lihat pasal 1," demikian beragam tanggapan dari warganet.
Baca juga: Jadwal Liga 1 2022 Tidak Pasti, Pertandingan Tunda PSIS Semarang Vs Bhayangkara FC Belum Ditentukan
Baca juga: Begini Kondisi Rumah Orangtua Bripka RR di Sumpiuh Banyumas, Warga: Bu Masitoh Katanya di Jakarta
Baca juga: Bantah Keras, Aipda HR Coret Markas Polisi Sarang Pungli Tidak Alami Gangguan Jiwa, Akan Dibuktikan
TPF Aremania menilai bahwa aksi suporter yang turun ke lapangan sebelum Tragedi Kanjuruhan terjadi merupakan sesuatu yang sudah biasa.
Hal ini disampaikan langsung oleh Andi Irfan.
Sebagai informasi, Andi Irfan merupakan Sekjen Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) yang mana juga tergabung dalam TPF Aremania.
Andi Irfan menjelaskan apabila aksi suporter yang turun ke lapangan merupakan sesuatu yang biasa.
Andi Irfan menilai hal tersebut sudah menjadi sebuah tradisi bagi Aremania.
Dalam hal ini, Andi menyayangkan tindakan dari pihak keamanan.
Menurutnya, pihak keamanan memberikan respons yang berlebihan.
Salah satunya yakni dengan melontarkan gas air mata yang menjadi sumber terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
"Setelah pertandingan selesai, sejumlah penonton turun ke lapangan," kata Andi, dilansir dari Kompas.com.
"Ini adalah tradisi yang sudah biasa dilakukan,".
"Akan tetapi hal ini direspons secara berlebihan dengan beragam tindak kekerasan aparat kepolisian dan TNI."
"Kemudian dilanjutkan dengan penembakan gas air mata oleh pasukan Brimob dan Sabhara," ujarnya.
Apa yang dikatakan Andi sendiri bukannya tanpa dasar.
Kesimpulan tersebut berdasarkan investigasi yang telah dilakukan.
"Kami telah mengumpulkan sejumlah bukti dan mengambil keterangan dari berbagai pihak yaitu saksi peristiwa, korban dan keluarga korban, panitia penyelenggara pertandingan, petugas keamanan dalam pertandingan, manajemen Arema FC, dan sejumlah pihak lain termasuk ahli kesehatan serta forensik," tuturnya.(*)
Baca juga: Ini Alasan Shin Tae-yong Ikut Mengundurkan Diri Jika Iwan Bule Mundur dari Ketua PSSI