Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Generasi Ke Tiga Disebut Masa Ke Emasan di Pondok Tertua di Jateng Ini

Pondok Pesantren Luhur merupakan pondok pesantren tertua di Jawa Tengah pernah mencapai masa keemasan yakni saat diasuh oleh generasi ketiga saat itu

Tribun Jateng/Muhammad Fajar Syafiq Aufa
Pengasuh Ponpes Luhur di Jalan Dondong, Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Tubagus Mansur (Gus Toba) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pondok Pesantren Luhur merupakan pondok pesantren tertua di Jawa Tengah pernah mencapai masa keemasan yakni saat diasuh oleh generasi ketiga saat itu Kiai Abdullah Bulqin bin Umar.

Merujuk pada arsip Ponpes tersebut menerangkan, ponpes yang didirikan oleh Kiai Syafii Pijoro Negoro ini berdiri pada 1609 M pada zaman Mataram era Sultan Agung (1613-1645 M).

Ponpes Luhur dulunya disebut dengan nama pondok pesanteren Mangkang.

Baca juga: Pesantren Luhur Dondong, Ponpes Tertua di Jawa Tengah Tempat Kiai Sholeh Darat Nyantri

Baca juga: Berusia Lebih 412 Tahun, Pesantren Dondong Semarang Pernah Jadi Tempat Nyantri Kiai Sholeh Darat

Ponpes yang memeiliki kecenderungan kajian dalam bidang ilmu fikih dan tasawuf berada di Jalan Dondong, Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Situasi di kompleks B Pondok Pesantren Luhur Dondong Ngaliyan Semarang tampak sepi lantaran beberapa santri menjalani aktivitas lain di siang hari, Senin (17/10/2022).
Situasi di kompleks B Pondok Pesantren Luhur Dondong Ngaliyan Semarang tampak sepi lantaran beberapa santri menjalani aktivitas lain di siang hari, Senin (17/10/2022). (Tribun Jateng/ Agus Salim)

Ponpes yang kini memiliki 25 murid pernah mengalami masa ke emasanya yaitu pada generasi ke tiga, yang saat itu di asuh oleh Kiai Abdullah Buiqin bin Umar.

Menurut pengasuh Ponpes Luhur Tubagus Mansur (Gus Toba), masa ke emasan pondok Luhur yaitu pada generasi ketiga, yang saat diasuh oleh Kiai Abdullah Bulqin bin Umar.

"Mbah yai Bulqin itu terkenal di Mangkang santrinya banyak terus beliau juga orang yang berilmu, cukup mumpuni lah," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (22/10/2022).

Menurutnya, santri-santri dari Kiai Abdullah Bulqin bin Umar banyak yang sukses dan banyak yang sudah mendirikan pondok pesantren sendiri-sendiri.

"Banyak alumninya yang mendirikan pondok pesantren itu diantaranya murid-murid mbah yai Bulqin pada masa itu," ungkapnya

Gus Toba mengatakan, Kiai Abdullah Bulqin bin Umar menjadi pengasuh ponpes Luhur pada generasi ke tiga dan pada masa itu adalah masa ke emasan Pondok Luhur, karena kitab yang dikaji pada masa itu, sudah mengkaji kitab-kitab tenar.

"Generasi pertama yaitu Kiai Syafii Pijoro Negoro terus dilanjutkan oleh putra putranya yaitu Mbah Kiai Dardak sebagai putra menantu, terus dilanjukan oleh Kiai Abdullah Bulqin bin Umar, yang juga menantu, dibantu oleh putra putra Mbah Kiai Dardak. Setelah itu dilanjutkan oleh Mbah Kiai Torik," lanjutnya

"Mbah Kiai Torik ini, disuruh oleh Mbah Kiai Bulqin untuk belajar ke Mbah Soleh Darat, tapi tidak lama, karena wafat diteruskan oleh adiknya yaitu Mbah Kiai Ahmad," imbuhnya

Selain itu di hari santri ini, Gus Toba juga menyampaikan pesan kepada para santri agar tetap menanamkan cinta tanah air.

"Yang kerja ya giat kerja, yang penting anti penjajah itu harus di lanjutkan dengan kemampuan nya masing masing, anti penjajah harus hidup harus nanamkan cinta tanah air sperti hubbul Wathon," tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved