Berita Salatiga
Demi Tujuan Ini, Alasan Titin Selipkan Festival Dolanan Anak di Grebeg Kutowinangun Kidul
Grebeg Kutowinangun Kidul merupakan tradisi masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Berbagai perlombaan anak ikut memeriahkan Grebeg Kutowinangun Kidul Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
Lurah Kutowinangun Kidul, Titin mengatakan, Grebeg Kutowinangun Kidul merupakan tradisi masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya.
“Kegiatan ini masih serangkaian Grebeg Kutowinangun Kidul."
"Yakni tradisi masyarakat yang sudah ada sejak lama,” kata Titin kepada Tribunjateng.com, Minggu (23/10/2022).
Baca juga: Pertalite Ketuker Solar di SPBU Salatiga Sebabkan Banyak Kendaraan Mogok, Pertamina Angkat Bicara
Baca juga: Di Kota Salatiga, Santri Diminta Selalu Jaga Martabat Kemanusiaan
Diungkapkan Titin, selama pandemi Covid-19 tidak ada kegiatan dan saat ini dibangkitkan lagi dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi rakyat.
Termasuk juga ada agenda beberapa kegiatan yang bisa menjadikan anak-anak termemori permainan zaman dahulu.
“Anak anak agar mengetahui permainan zaman dulu, dulu itu "Mbah- mbah" mainannya apa saja."
"Jadi kami adakan Festival Dolanan Anak,” jelasnya.
Dalam Festival Dolanan Anak ini ada beberapa permainan seperti lomba egrang, lomba lari menggunakan batok, dan lomba kreasi mainan gedebok pisang.
“Tujuannya adalah agar anak-anak tidak kecanduan gadget, makanya kami edukasi di sini."
"Setelah diedukasi harapannya nanti saat pulang bisa ditularkan kepada teman temannya,” ungkapnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan di Salatiga, Truk Boks Rem Blong Tabrak Pak Ogah hingga Tewas
Baca juga: Pertalite Campur Solar di SPBU Salatiga, Pembeli Keluhkan Motor Bermasalah, Ini Faktanya
Menurutnya, kegiatan ini ke depan akan dijadikan agenda bulanan maupun tahunan.
Lanjut Titin, juga ada tradisi Peken Sudiran yang menjajakan aneka makanan tradisional.
“Tadi dijual ada nasi jagung, klepon, dan lainnya."
"Masyarakat yang hadir sangat antusias sehingga cepat habis,” ujarnya.
Hadirnya makanan tradisional ini membangkitkan memori terdahulu, sehingga saat mereka datang langsung diborong.
“Sangat meriah dan ini di luar ekspektasi kami."
"Kegiatan ini seharusnya sampai sore hari, ternyata baru dua jam jajanan tradisional sudah ludes semua,” katanya. (*)
Baca juga: Taman Menara Kudus Ditata Ulang, Pangkalan Ojek Dipindah ke Terminal BK, Efektif Mulai November
Baca juga: Ayu Ting Ting Todong Boy William untuk Segera Menikahinya Jika Boy Mualaf: Biar Kaya Bareng
Baca juga: Eks Jubir Dorong Ganjar Berpasangan dengan Erick Thohir
Baca juga: Elkan Baggott Kembali Jadi Pahlawan Gillingham FC, Tangguh Bertahan dan Rajin Cetak Gol