Wabah PMK
Pasca Wabah PMK, Pihak Swasta Diharapkan Beri Dukungan Peternak Sapi untuk Bangkit
Pasca merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) peternak sapi perah masih memerlukan dukungan untuk kembali bangkit.
TRIBUNJATENG.COM - Pasca merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) peternak sapi perah masih memerlukan dukungan untuk kembali bangkit.
Pasalnya wabah penyakit yang menyerang hewan ternak itu jelas mempengaruhi pendapatan mereka.
Guru Besar Fak Peternakan UGM, Prof Dr Ir Ali Agus, DAA., DEA menyebut saat ini peternak sapi membutuhkan dukungan swasta.
Alih alih merasakan manisnya produksi susu, peternak masih harus memutar otak, agar ternak mereka segera pulih pasca serangan PMK.
Baca juga: Bagaimana Antisipasi Dini BPBD Terhadap Potensi Bencana Musim Penghujan di Kota Semarang?
Baca juga: Mohon Pertimbangan Ulang Aturan Penggunaan Pakaian Adat untuk Seragam Sekolah
Baca juga: Bangga Jadi Santri, Begini Pesan Bupati Blora Arief Rohman
Baca juga: Bangga Jadi Santri, Begini Pesan Bupati Blora Arief Rohman
"Bisa diibaratkan, peternak sapi perah saat ini masih menangis di sudut kandang ternak mereka."
"Bukan hanya yang ternaknya mati, yang sapi perahnya bertahan hidup pun sama pahitnya," kata Guru Besar Fak Peternakan UGM, Prof Dr Ir Ali Agus, DAA., DEA, terkait nasib peternak sapi khususnya sapi perah pasca meluasnya kasus PMK di Indonesia, tidak terkecuali di Yogyakarta.
Kendati penularan PMK sudah mulai terkendali, bukan berarti persoalan terkait dengan wabah PMK selesai. Upaya pemulihan dari aspek ekonomi peternak justru lebih sulit.
Sapi perah yang selamat dari kematian, sampai saat ini belum bisa berproduksi dengan normal.
Akibatnya, peternak harus menanggung pengeluaran rutin untuk pakan dan perawatan, tapi belum bisa menikmati hasil berupa susu.
Guna membantu peternak khususnya sapi perah, Ali mendorong Pemerintah dan kalangan swasta agar memberikan perhatian serius terhadap hal tersebut.
Penanganan yang komprehensif dan segera, diharapkan masih bisa menyelamatkan ekonomi peternakan sapi perah dari dampak negatif paparan PMK.
"Saya berharap pemerintah dan swasta memberikan perhatian serius terkait persoalan ini. Mereka bisa saja mengarahkan dana CSR misalnya, untuk membantu pemulihan segera dunia peternakan, khususnya sapi perah," lanjutnya.
Sejatinya sejumlah perusahaan telah melakukan sejumlah upaya untuk membantu peternak.
Salah satu perusahaan swasta yang memiliki perhatian besar terhadap ekonomi peternak sapi perah pasca wabah PMK adalah Yili Indonesia, anak perusahaan Yili Group di Indonesia yang memproduksi es krim Joyday dan telah mendistribusikan produknya di lebih dari 26 provinsi di Indonesia.
Perwakilan Manajemen Yili Grup sekaligus Presiden Direktur Yili Indonesia Dairy, Yu Miao mengatakan sebagai perusahaan yang membangun pabrik es krim terbesar di Indonesia, perseroan memiliki komitmen kuat untuk mendukung terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan.