Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Wonosobo

Berikut Upaya yang Dilakukan Pemkab Wonosobo untuk Mengatasi Stunting

Sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo bahwa prevelensi stunting harus di angka 14 persen pada tahun 2024.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Imah Masitoh
Kegiatan Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan bagi masyarakat Wonosobo, Sabtu (15/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo bahwa prevelensi stunting harus di angka 14 persen pada tahun 2024. Masalah stunting di Kabupaten Wonosobo tentunya masih menjadi perhatian khusus. 

Pasalnya prevelensi angka stunting di Kabupaten Wonosobo masih cukup tinggi. Kabupaten Wonosobo masuk dalam urutan lima kabupaten yang prevalensinya besar di Provinsi Jawa Tengah.

Pada tahun 2021 angka prevelensi stunting di Kabupaten Wonosobo mencapai 20,22 persen. Namun berdasarkan data penimbangan serentak di bulan Agustus lalu, stunting di Wonosobo berangsur sudah mulai mengalami penurunan yang cukup besar yakni saat ini diangka 14,7 persen atau turun sebesar 5,5 persen. 

Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Wonosobo. Salah satunya mengadakan pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan yang diikuti 200 warga Wonosobo pada Sabtu (15/10/2022), di Gedung SKB Sidojoyo Wonosobo

Kegiatan ini merupakan kerjasama Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal ini melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP). 

Peserta berasal dari perwakilan ibu-ibu PKK se Kabupaten wonosobo, dan Departemen Wanita DPC PDIP Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, dari Jumat kemarin, dan ditutup hari ini. 

Kegiatan ini sebagai upaya memaksimalkan potensi sektor perikanan khususnya mengoptimalkan pengolahan perikanan untuk dijadikan sebagai sumber pangan yang sehat dan bergizi.

Menurut Dyah Afif Nurhidayat, selaku Ketua Tim Penggerak PKK Wonosobo, mendukung kegiatan ini, mengingat di Wonosobo memiliki sumber air yang melimpah yang dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan. 

"Mudah-mudahan kegiatan ini membuka pemahaman akan potensi yang kita miliki. Di 15 kecamatan potensi ikan luar biasa. Tapi sayangnya belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," tuturnya. 

Kabupaten Wonosobo berada di dataran tinggi berkisar 275 - 2.250 mdpl menjadikan masyarakat lebih banyak mengenal jenis ikan tawar, baik budidaya maupun berasal dari sungai. Meski banyak masyarakat yang membudidayakan ikan, namun minat masyarakat akan konsumsi ikan terbilang masih rendah. 

Angka konsumsi ikan di Kabupaten Wonosobo masih cukup rendah, baru sekitar 24 kilogram per kapita per tahun, provinsi sudah mencapai 26 kilogram, dan nasional sudah mencapai 35 kilogram. 

Artinya di Kabupaten Wonosobo masih dibawah rata-rata Jawa Tengah dan Nasional. Kondisi ini dipengaruhi oleh ketersediaan ikan, karena wilayah yang jauh dari laut, dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap nilai gizi yang terkandung di dalamnya. 

"Ikan luar biasa gizinya, untuk kebutuhan kita, utamanya anak-anak kita, terlebih di 1.000 hari pertama kehidupan agar tidak stunting. Stunting di Wonosobo tinggi, mungkin mengonsumsi ikan masih kurang," imbuhnya. 

Wonosobo masih terus memiliki PR untuk menyelesaikan masalah stunting di wilayahnya. Menjadi wilayah terbanyak angka stunting di Jawa Tengah harus segera diselesaikan.  

Turut hadir Vita Ervina, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI (Purworejo, Magelang Raya, Temanggung dan Wonosobo), sekaligus menutup kegiatan pelatihan ini. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved