Berita Wonosobo
Berikut Upaya yang Dilakukan Pemkab Wonosobo untuk Mengatasi Stunting
Sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo bahwa prevelensi stunting harus di angka 14 persen pada tahun 2024.
Penulis: Imah Masitoh | Editor: rival al manaf
Untuk meningkatkan angka konsumsi ikan di Kabupaten Wonosobo dilakukan melalui program-program aspirasi untuk budidaya, seperti pemberian benih dan indukan ikan, bioflok.
Hal ini untuk mendorong peningkatan produktivitas ikan, program gemar makan ikan untuk peningkatan konsumsi ikan di masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dipilihnya 3 jenis olahan ini karena pembuatannya tergolong mudah, dan juga makanan yang digemari oleh masyarakat, dimana bahan yang digunakan juga mudah didapatkan, serta untung yang berlipat," ujarnya.
Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat akan bertambah pengetahuan pentingnya mengkonsumsi ikan, serta meningkatnya keterampilan mengolah ikan yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
"Besar harapan setelah berlangsungnya acara pelatihan pengolahan perikanan ini dapat mendorong ibu-ibu untuk terus berinovasi dalam pengolahan hasil perikanan," tuturnya.
Vita mengharapkan setelah dilakukannya pelatihan ini, peserta pelatihan akan menyalurkan ilmu yang didapatkan kepada masyarakat di lingkungannya.
"Nanti pulang ke rumah, dipraktekkan baik disajikan dalam menu keluarga sehari-hari, maupun mengoptimalkan olahan hasil perikanan untuk menambah nilai ekonomis," tambahnya.
Tidak hanya itu upaya menurunkan angka stunting juga dilakukan dengan diadakan program Gor Rong Unting. Gor Rong Unting sendiri merupakan kepanjangan dari Gotong Royong untuk Atasi Stunting.
Program ini menjadi pembahasan fokus utama dalam Rapat Konsultasi (Rakon) TP PKK Kabupaten Wonosobo Tahun 2022, di Gedung Adipura, Kamis (20/10/2022).
Ini dilakukan pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk berusaha semaksimal mungkin dalam menurunkan angka stunting hingga 14 persen. Konsep Gor Rong Unting ini melibatkan semua pihak untuk bersama-sama ikut mengatasi stunting di Wonosobo.
"Menurunkan kasus stunting ini tidak bisa sendiri harus gotong-royong baik dari pemerintah, mitra pemerintah, lembaga, organisasi, dan masyarakat ikut mendukung kegiatan ini. Jadi Gor Rong Unting ini wujud implementasi bersama atasi stunting, misalnya dengan menjadi bapak asuh anak stunting, atau memeberikan makanan bergizi bagi masyarakat yang kurang mampu," jelas Dyah.
Tidak hanya itu gerakan Bersama Sehatkan Remaja Putri, Jumat Berseri juga digagas untuk mengatasi masalah stunting dari hulunya. Program Jumat Berseri sudah dilaunching pada 14 Oktober lalu di SMP Negeri 1 Selomerto.
Program Jumat Berseri merupakan program untuk menyehatkan remaja putri dengan pemberian tablet penambah darah setiap hari Jumat di sekolah-sekolah Kabupaten Wonosobo.
"Upaya minum tablet darah ini untuk pencegahan stunting dari hulu jadi kita menyehatkan anak-anak putri yang bakal jadi calon ibu mulai mempersiapkan dari sekarang," tutur Dyah.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk terus menekan angka stunting dari berbagai cara agara angka prevelensi stunting tidak melebihi 14 persen hingga target tahun 2024 nantinya. (ima)