Berita Semarang
Penyelidikan Pembunuhan Iwan Boedi, Ada Dukun Diperiksa Terkait Promosi Jabatan di Bapenda
Penyelidikan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Kota Semarang Iwan Boedi berlanjut.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penyelidikan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Kota Semarang Iwan Boedi Prasetijo di kawasan Pantai Marina terus berlanjut.
Penyelidikan kasus itu semakin mengerucut motif pembunuhan Iwan Boedi. Polisi telah memeriksa beberapa saksi.
Namun ada yang menarik dalam pemeriksaan saksi tersebut. Polisi meminta keterangan seorang saksi yang berprofesi sebagai dukun.
Penasihat Hukum Keluarga Iwan Boedi, Yunanto Adi Setiawan menuturkan berdasarkan informasi yang diterimanya dari sekian banyak saksi diperiksa, ada seorang dukun asal Kabupaten Demak dimintai keterangan.
Dukun itu diperiksa kaitannya dengan promosi jabatan yang diperebutkan di Bapenda Kota Semarang.
"Beberapa hari lalu media memberitakan Iwan akan dipromosikan sebagai Kabid II penetapan pajak Bapenda. Belakangan ada informasi terdapat pihak lain menginginkan jabatan itu. Kemudian dia berinteraksi dengan orang pintar itu dan melibatkan pihak lain lagi," jelasnya saat diwawancara Tribunjateng.com dan sejumlah awak media, Senin (31/10/2022).
Menurutnya, polisi saat ini sedang mendalami orang yang menginginkan jabatan itu dan pihak lain turut serta mendatangi rumah dukun itu yang direlasikan kematian Iwan Boedi.
"Karena ini masih proses penyelidikan dan pendalaman-pendalaman. Kami tidak bisa menginformasikan terlalu dalam karena dikhawatirkan akan mendahului apa yang sedang dikerjakan kepolisian dan dikhawatirkan mengganggu proses penyelidikan yang dilakukan," tuturnya.
Terkait promosi jabatan itu, kata dia, sebelumnya Iwan Boedi sedang melakukan perjalanan ke Padang bersama tiga orang merupakan satu dinas. Sebelum berangkat ke Padang Iwan mendengar akan dipromosikan menjadi Kabid II Penetapan Pajak bersemangat.
Namun sepulangnya dari Padang Iwan menjadi mengurungkan dan ragu atas jabatan akan diembannya. Tak berselang lama terjadi pembunuhan.
"Hubungan-hubungan itu yang sedang didalami kepolisian apa kaitannya Pak Iwan akan mendapat promo itu dengan orang yang menghendaki, melibatkan orang lain, tiba-tiba Pak Iwan mengurungkan jabatan itu dan tiba-tiba terjadi pembunuhan itu," imbuhnya.
Dikatakannya, fakta relasi kejadian itu ditemukan oleh polisi berupa data-data komunikasi percakapan antara orang yang menginginkan jabatan itu dan orang pintar. Serta pihak lain juga turut peran datang ke orang pintar ini juga.
"Spare waktunya saya lupa. Tapi waktu itu Iwan masih hidup. Terus dia pergi ke padang pulang terus terjadi pembunuhan ini. Waktunya dekat masih bulan Agustus," terangnya.
Ia menduga ada dua kemungkian motif lain di balik perebutan jabatan tersebut apakah itu motif ekonomi atau motif pajak. Karena jabatan diinginkan seserorang terkait penertiban pajak.
"Apakah ada motif dibalik itu. Apakah ada kaitannya dengan wajib pajak tertentu. Apakah ada relasinya dengan kematian. Nah semua itu masih didalami. Kita tunggu dulu saja dari Kepolisian," imbuhnya.